Minggu, 24 September 2017

Saat pillow talk bertema tantangan level 8

l24 September 2017

Curhat Doong paap..hehe..
Edisi curcol sama suami tentang tantangan di level ini,  sedari awal ngobrolin materi level 8, saya pikir dia mengikuti saat saya sibuk cas cis cus ke anak-anak tentang cerdas finansial. Ternyata..tidak, dia hanya ngerti kalau saya ngikut tantangannya. Materi nya sendiri tak dibacanya, disitu lah kadang saya merasa jadi single fighter.

Obrolan dibuka dengan konsep rejeki dan bagaimana pengelolaannya, kami Sepaham dengan konsep rejeki yang saya sampaikan ke anak -anak juga, hanya saja pengelolaan masih belum sepaham.
Kemudian topik beralih ke masalah tantangan level 8 materi cerdas finansial, yang saya fokuskan ke Abang Ziyad karena usia dan pemahamannya sudah bisa diajarkan tentang cerdas finansial, disini mulai terlihat berbeda, saya masih kesulitan mengorek goal atau target yang Abang inginkan, maka saya sharing dengan suami bagaimana menstimulasi Abang untuk belajar mensetting target dan belajar memenuhinya. Suami agak keberatan jika menentukan goal secara finansial, karena terkesan mengajari anak hanya berorientasi pada materi duniawi.

Agak berat memang topik bahasannya, apalagi ini tentang finansial, ternyata yang dimaksud target dan impian kami punya cara pandang berbeda, di satu sisi saya ingin mengenalkan target yang mudah dalam waktu tertentu agar mudah dan terukur, sedangkan suami menginginkan setting target yang bersifat global, visi hidup, cita cita kehidupan. Aahh..rasanya kok masih 'ngawang' ya..tapi betul juga, justru mimpi haruslah besar dan mulia, jangan membatasi mimpi anak dengan keadaan saat ini.

Minggu depan Abang UTS, saya tanya apa targetnya?, Dia bilang nilai tuntas tanpa remidi😀. Kelihatannya sih biasa aja buat saya, tapi ternyata bagi dia berarti, karena ada nilai ukd nya yang belum tuntas. biarlah dia belajar target kecil dulu, lama-lama dia akan termotivasi.

#day10
#level8
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip
#rejekiitupastikemuliaanharusdicari
#Cerdasfinansial


Sabtu, 23 September 2017

Berbagi adalah salah satu cara berayukur

22 September 2017

Tentang berbagi di hari Jumat,
Tentu saja karena keistimewaan hari jum'at, kami memilih nya untuk berbagi, tapi bukan berarti hari lain tak berbagi.

Kami mengajarkan berbagi tak hanya dalam bentuk uang, tetapi apa pun saat kita berkelebihan, maka saatnya membagi. Pengertian itu kita sampaikan, agar mereka mengerti bahwa di dalam rejeki kita, ada sebagian milik orang lain, tidak pelit, dan tidak berlebihan tetapi secukupnya.

Hari jum'at, kebetulan punya sisa daging qurban, sekalian ngajakin Azzam berkarya di dapur, kami bikin bakso Malang, hasilnya lumayan banyak. Hasilnya selain di sajikan untuk kami berlima di rumah, kami membagi bakso Malang dengan asisten rumah tangga kami.
Saat berangkat jum'atan,  Azzam berinisiatif  mengurangi uang celengannya untuk diinfakkan di kotak amal masjid.

Hal yang sama juga dilakukan Abang Ziyad, dari hasil usahanya bermain growtopia, dia menyisihkan keuntungan selain ditabung juga diinfakkan, saat saya cek buku harian cermatnya, Alhamdulillah. Saya sampaikan bahwa Allah SWT telah berjanji akan menambah nikmat hamba-nya yang bersyukur atas nikmat Allah. Salah satu cara mensyukuri nikmat Allah adalah berbagi kelebihan yang kita punya.
Fabiayyi alaa irabbikuma tukadziban..maka nikmat Tuhan manakah yang kau dustakan? Adalah pengingat bagi kita untuk senantiasa bersyukur.

#day9
#level8
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip
#rejekiitupastikemuliaanharusdicari
#cerdasfinansial


Jumat, 22 September 2017

Buku harian baru Abang Ziyad

21 September 2017

Yieyy..buku harian anak cermat mendarat tepat. Terimakasih mba erie atas bantuannya*hug
Yup..karena Mama masih minim dan mungkin belum melek literasi tentang kecerdasan finansial buat anak, jadi hadirnya buku ini sangatlah membantu.

Saya baca-baca dulu sebelum di serahkan ke Abang Ziyad, yes..dia pemiliknya, buku ini saya hadiahkan sebagai sarana belajar keuangannya. Jadi notes kecil yang saya belikan beberapa waktu lalu resmi 'pensiun' hehe..

Jadilah penyerahan buku dilakukan habis magrib seperti biasa saat family time, awalnya bingung buku apaan nih, setelah saya jelaskan dengan singkat, dia sih oke aja. cara pengisiannya pun mudah dan gampang dimengerti. Nah yang jadi pertanyaan saya adalah goal atau tujuan dia, hm..sebutlah mimpinya, keinginan terdalamnya. Sampai hari ini dia ternyata masih bingung apa yang sesungguhnya sangat dia inginkan, jadilah itu halaman mimpi dikosongin.

Jadi mereka ulang, bener juga..tujuannya apa si Abang belajar cerdas finansial? sekedar ilmu baru pengelolaan keuangan atau memang ada goal yang ingin dicapai? Saya masih meraba-raba, yang saya harapkan dari pembelajaran ini adalah anak-anak menghargai uang tidak didapat dengan cara yang mudah, dan mengajarkan mereka tidak berlebih-lebihan dalam segala sesuatu, berhemat dan belajar bagaimana mendapat uang dengan cara yang baik.

Yang saya amati beberapa hari ini, Abang cenderung euforia karena dengan mudahnya dia bisa mendapat uang dari penjualan item game nya, dan mudah pula ia membelanjakan uang hasil usahanya, dari sini, saya mencoba berdiskusi tentang pemanfaatan yang hasil usaha dan uang saku yang saya beri setiap hari. Mencoba memberi pengertian bahwa alangkah baiknya semua terukur dan tertakar jelas, mana bagian untuk menabung, ba ggggh Ian untuk berbagi dan pemenuhan keinginannya.

Kita akan melihat, bagaimana perkembangan Abang seminggu kedepan dalam mengelola keuangannya. Bismillah..insyaAllah bisa



#day8
#level8
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip
#rejekiitupastikemuliaanharusdicari
#cerdasfinansial

Rabu, 20 September 2017

Kala jajan lebih menggoda

20 September 2017

Ngomongin menabung,sudah berulang kali anak-anak lakukan, entah itu uang recehan atau uang yang diperoleh dari uang saku atau pemberian kerabat. Apalagi jika kita mudik ke kampung halaman saya, jumlah 'salam tempel' mereka bisa berkali lipat jumlahnya, maklumlah mereka saudara dan cucu yang hanya setahun sekali berkumpul, jadi momen mudik jadi momen panen salam tempel dari Om Tante maupun uwanya, belum lagi dari Kakek nenek nya.

Selama ini mereka yang menerima langsung uangnya, hanya saja pengelolaannya langsung diserahkan pada saya, tapi mereka tahu punya simpanan, jadi sewaktu waktu mereka akan menagih saat punya keinginan khusus. Nah saat itu pasti penuh dengan tawar menawar, kesepakatan kami, dana boleh keluar sepanjang untuk keperluan yang penting dan mendesak, bolehlah..atau di moment khusus.

Sayapun akhirnya membuka rekening khusus untuk mereka, sebagai tabungan kelak mereka. Nah tentang menabung dirumah, biasanya mereka membuat sendiri celengan dari toples bekas atau apapun yang berbentuk tabung,  bagaimana mengisinya?, Seringkali bila saya pulang dari pasar, ada sisa sisa uang belanja yang saya sisihkan di tempat toples entah berapa jumlahnya, jika sisa ya masuk celengan. Rupanya itu menginspirasi anak-anak, sejak sekolah memberlakukan kebijakan boleh membawa uang saku dengan jumlah tertentu, Zaki yang baru masuk SD senang sekali, jadi tiap hari dia meminta uang saku, jadilah sesuai kesepakatan Zaki berhak atas uang saku  Rp.2000 per hari. Zaki lebih banyak menyisihkan uang saku nya untuk dicelengin daripada membawanya kesekolah sebagai uang saku. Apalagi melihat Azzam juga yang sedang mengumpulkan uang untuk belanja dia di hari ulang tahunnya bulan depan. Makin termotivasi Zaki mengumpulkan uang.

Paginya, memang Zaki menyimpan uang sakunya di celengan, tapi sore saat jam mengaji di mesjid, rupanya dia ngga tahan untuk tidak jajan, akhirnya uang yang di tabung, diambil kembali untuk jajan bersama temannya. Godaannya ya mereka ternyata 'ahli jajan' hingga tiap ada pedagang lewat di cegat. Saya pun mengajak ngobrol tentang hal ini dengan Zaki. memang Zaki punya hak atas uang sakunya, tapi Zaki bisa memilih jajan atau menyimpannya. Apalagi jika dirumah Snack masih ada, dan Zaki bisa ambil kapan saja. Lagi lagi pelajaran memilah antara kebutuhan dan keinginan diulang, saya pikir proses nya akan berkembang karena ia semakin faham mana yang harus ia dahulukan.

#day7
#level8
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip
#rejekiitupastikemuliaanharusdicari
#cerdasfinansial


Mengatur post uang saku abang

19 September 2017

Masih ingat tentang keinginannya Abang berniaga melalui game online nya? Ya..saya mencoba terus memantau perkembangannya. Tujuan kami memberi ijin Abang berjualan beli adalah sebagai sarana berlatih bagaimana berwirausaha, bagaimana menghasilkan sesuatu dari hal yang kita sukai.

Sejak Senin, uang saku Abang berkisar 5000- 7000 rupiah. Dari jumlah sekian, diharapkan. Abang mengelola keuangan sesuai post yang kita sepakati, yaitu menyisihkan uang untuk infaq dan Tabungan, sisanya untuk belanja keinginannya termasuk modal  bermain Growtopia. Rupanya Abang mencatat semua itu dalam bentuk tulisan. Padahal saya memberi contoh dengan tulisan dalam bentuk tabel. Yaitu tabel pendapatan dan pengeluaran. Tapi tak mengapa karena ini masih dalam tahap belajar. Yang terpenting abang mengetahui dan mencatat jumlah uang dan peruntukannya.

Berdasarkan catatan, ternyata Abang  sudah bertransaksi beberapa kali melalui GT. Pembelian DL Minggu lalu menghasilkan penjualan wl, sasaran konsumennya adalah teman sekelas yang baru memainkan Growtopia, nah dari hasil berjualan ini ternyata tidak dicatat, sehingga dana yang terkumpul tidak tahu kemana saja. Pun dengan jatah infaq dan Tabungan masih tak jelas, Dari sini, saya mengetahui bahwa Abang belum faham pentingnya pencatatan.

Saya mengabaikan tentang pencatatan, tapi tetap mendampingi Abang membuat mini bujet, kemana saja akan ia belanjakan jatah uang sakunya, per hari. Mengatur uang saku dan pendapatannya dari bermain GT agar sesuai dengan post nya.

#day6
#level8
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip
#rejekiiitupastikemuliaanharusdicari
#cerdasfinansial


Selasa, 19 September 2017

Pertanggungjawaban harta

18 September 2017

Selamat datang hari Senin,
Saatnya memulai aktivitas rutin, pagi itu mengantar Abang dan Zaki lebih awal, sedangkan Azzam bertugas menemani adik kecil sementara saya mengantar abangnya sekolah,giliran Azzam terakhir diantar karena jam masuk nya berbeda.

Sejak subuh, saya teringat surat edaran dari sekolah bahwa sekolah akan mengadakan Tarhib menyambut tahun baru Islam,  orang tua diharapkan partisipasi mendukung upaya pengumpulan materi berupa pashmina atau jilbab,  ternyata jari ini terakhir pengumpulan sumbangan. Saya mengajak Abang dan Zaki memilah Milah barang mana yang akan disumbangkan dari lemari saya, terkumpullah 6 jilbab dan 2 pashmina.
Sambil melipat rapi, Abang bertanya kenapa saya tidak memakai lagi kerudung itu sedangkan masih bagus dan tidak robek. Saya jelaskan bahwa sekarang saya memerlukan kerudung yang lebih panjang dari itu, dan kerudung yang ada belum memenuhi kriteria menutup karena kurang lebar. Daripada saya simpan, mending saya sumbangkan bagi yang membutuhkan. Dengan begitu tercapai manfaatnya dan hilanglah tanggungjawab Mama atas penggunaannya.

Disini saya mencoba menjelaskan bahwa setiap manusia pasti Allah beri rejeki sesuai porsi yang ditetapkan Allah SWT sejak sebelum lahir,  dan manusia akan dimintai pertanggungjawaban untuk untuk setiap rejeki padanya, rejeki dalam artian harta materiil. dalam hal ini saya contohkan bahwa saya diberi Allah keleluasaan rejeki memiliki sejumlah kerudung, dalam prosesnya saya memilih kerudung yang lebih panjang, maka kerudung yang ada menjadi tidak terpakai, bila saya hanya menyimpan otomatis nilai manfaatnya berkurang. Lain halnya bila saya memutuskan menyumbangkan, maka insyaAllah akan ada nilai manfaat lebih bagi diri sendiri maupun bagi orang lain, sudah tentu akan meringankan tanggungjawab saya tentang mengelola harta berupa rejeki berlebihan kerudung.

Intinya, setiap orang akan dimintai pertanggungjawaban atas harta yang dimilikinya. Maka bagi Abang dan Zaki menjadi pelajaran bahwa dari sekian harta yang Allah titipkan pada kita, didalamnya ada hak orang lain yang harus ditunaikan. Dan kita akan ditanya bagaimana harta benda itu kita pergunakan
Jadi, kelak ketika engkau punya sedikit apalagi banyak materi, hendaklah yang pertama kali ditunaikan adalah hak Allah, infak dan shadaqah. Baru kemudian hak lainnya.

#day5
#Level8
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip
#rejekiitupastikemuliaanharusdicari
#cerdasfinansial

Senin, 18 September 2017

Bawa bekal, tips hemat saat rekreasi

17 September 2017

Hari Ahad biasanya anak-anak main dengan temannya, dan beberapa teman memang terbiasa jajan, dan itu berpengaruh banget ke Zaki Azzam,jadi ikut ikutan minta uang jajan. Padahal project sebelum weekend saya ya bikin stok camilan banyak-banyak agar Zaki Azzam tidak terbiasa jajan di luar.

Tapi semenjak saya ajari memilah keinginan dan kebutuhan, mereka sedikit faham dan mau mengerti alasan saya tidak membolehkannya jajan, karena stok makanan ringan dan minuman ada tersedia di rumah. Tetapi saat stok kosong saya harus pintar bernegosiasi dan berdialog dengan mereka tentang menunda keinginan.

Sore itu, ada acara lomba balap jukung di Siring sungai Martapura, papahnya mengajak kami menonton acara itu sembari menghabiskan sisa weekend. Zaki Azzam antusias sekali, malah mereka mengajak serta dua temannya tentu terlebih dulu meminta ijin ke orang tuanya, Abang Ziyad memilih bermain bola di sudut komplek bersama teman-temannya.
Perkiraan kami, di Siring akan sangat ramai orang maupun pedagang, karena kami pergi ramai ramai, saya berinisiatif menyiapkan camilan dan minuman dirumah untuk dimakan disana saat menonton.

Zaki sempat protes, karena itu berarti kami membawa barang bawaan di tas, khas anak laki-laki ngga mau dibawa ribet,
'kenapa sih bawa bekal segala, ntar disana kan banyak yg jual ma, bisa jajan'
'supaya kita ngga repot,Zak..nanti kita ngga repot cari jajanan dulu, trus nyari tempat buat nonton'
'Lagipula kita belajar berhemat, ada uang lebih baik kita simpan untuk kebutuhan lainnya'

Dan benar saja, Sampai di siring, beberapa spot favorit sudah penuh orang, dan orang yang berjualan pun ikut berjejal. Kebayang kalo kami tadi ngga bawa bekal, disampingnya repot nyari tempat nonton, juga harus repot nyari camilan. Nah kami memilih tempat yang agak jauh dari keramaian, jadi cukup ruang buat kami menonton sekaligus menikmati bekal.
Hari jelang senja.. Alhamdulillah, sedikit repot tak menghalangi kita bersenang-senang kan.


#day4
#level8
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip
#rejekiitupastikemuliaanharusdicari
#cerdasfinansial

Minggu, 17 September 2017

Belajar dengan banyak cara

16 September 2017

Jum'at malam biasanya jadwal kami keluar, sekalian belanja barang kebutuhan yang habis, menyesuaikan dengan diskon di supermarket dekat rumah, sejak di mobil saya mencatat beberapa barang yang habis dirumah dan harus dibeli, saat perjalanan jadi kesempatan saya menjelaskan ke anak-anak tentang membedakan kebutuhan dan keinginan. List belanja yang saya bagi ke anak- anak, jadi mereka akan mengambilkan barang yang dimaksud ke troley saat nanti di toko, yang pertama adalah list barang kategori kebutuhan, List selanjutnya adalah kategori keinginan. Disini saya membatasi tiap anak boleh memilih 3 pcs barang dengan jumlah maksimal belanja total Rp.20.000. Rata-rata mereka mengambil jenis Snack makanan dan minuman.

Sabtu paginya, kami santai ngga kemana mana, selepas sarapan. Teringat percakapan kemarin tentang jual beli atau berdagang dengan si Abang, setelah ngobrol berdua suami, akhirnya diputuskan Abang boleh Bermain Growtopia sambil belajar berdagang walaupun sifatnya virtual. Kami menekankan tentang jual beli sesuai syariah,  yang menjunjung tinggi unsur kejujuran dalam transaksi dan kepercayaan.

Singkatnya, modal uang yang terkumpul, dia belanjakan membeli diamond lock 70ribu rupiah, satu diamond lock sejumlah 100 world lock. Dari jumlah 100 WL, dia menjual 1000 rupiah untuk 1 WL. Dijual ke teman sekolah dan teman tetangga.

Saya meminta dia membuat catatan setiap transaksi di buku catatan kecil yang saya sediakan. Saat ini saya belum mengajari Abang membuat budget mini, tapi masih mengajari Abang tentang pendapatan dan pengeluaran, pendapatan yang didapatnya adalah uang saku, yang terdiri dari infaq, tabungan dan keinginan. Saat dia menanyakan tentang uang jajan, saya jelaskan bahwa itu masuk post keinginan.

Selanjutnya, akan coba dikenalkan dengan pencatatan uang saku hariannya.


#day3
#level8
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip
#rejekiitupastikemuliaanharusdicari
#cerdasfinansial

Jumat, 15 September 2017

Sisihkan untuk ditabung

16 September 2017

Abis 'kuliah singkat' kemarin, kami belajar menyisihkan uang saku, termasuk saya juga.
Kalo saya, sisa uang belanja ke pasar saya masukan di toples sebagai tabungan. Azzam (usia 6 tahun 11 bulan) bertekad mengumpulkan uang saku ( menabung) agar ia bisa beli barang yang dia suka bulan depan, di hari ulang tahunnya, saya membekali uang 2000 rupiah setiap hari. Dan dia antusias menabung, sedangkan Zaki yang sama sama akan berulang tahun di bulan depan rupanya tak terlalu tertarik menabung, jadi dia masih membelanjakan jatah yang sakunya untuk snack, meski kini lebih memilih apakah jajan hanya keinginannya saja atau memang butuh. tak apa, namanya proses memahami, jadi saya biarkan dia memilah dan memilih antara kebutuhan dan keinginannya.

Lain lagi dengan Abang Ziyad, sejak seminggu lalu memang meminta uang saku teratur, saya memberi kisaran Rp. 5000 -Rp 7000, untuk kebutuhannya beli Snack sebelum kelas tahfidz mulai. Tapi saya perhatikan beberapa hari ini justru uang sakunya tak dibawa sekolah, tetapi ditinggalkan di loker. Kecuali hari Jum'at dia menyisihkan uang untuk infaq solidaritas Rohingya yang diselenggarakan sekolah.

Iseng -iseng saya hitung, uang Abang sampai di 45ribu rupiah, Sepulang sekolah saya tanya untuk apa dia mengumpulkan uang, awalnya dia tak terlalu tertarik bercerita, namun setelah dibujuk akhirnya cerita kalau dia sedang mengumpulkan uang untuk modal membeli diamond lock untuk game Growtopia yang dimainkannya. Sampai disini kami hanya mendengarkan apa yang diceritakan, meski banyak istilah game yang sy dan suami  kurang faham, tapi kami mencoba mendengarkan saja dulu. Intinya Abang sedang mengumpulkan modal untuk transaksi DL, kemudian nanti dijual kembali untuk memperoleh keuntungan.
Tentang transaksi jual beli, pekerjaan rumah untuk saya dan suami menjelaskan, kebetulan suami juga berniaga, hingga kami putuskan akan dibahas khusus tentang jual beli nanti.

#day2
#level8
#tantangan10hari
#kuliahvunsayiip
#rejekiitupastikemuliaanharusdicari
#cerdasfinansial

Kamis, 14 September 2017

Merekonstruksi makna rejeki dan cerdas finansial

15 September 2017

Perkuliahan Bunda sayang memasuki level 8, makin kesini materinya makin aplikatif dan menarik. Seperti di level 8 ini, materi tentang cerdas Financial, jujur saya termasuk yang belum tercerdaskan, jadi materi ini cocok buat saya sebagai ibu yang bertugas ngatur keuangan keluarga, plus membekali anak-anak cerdas secara finansial.

Setelah meresapi materi awal, ternyata beberapa hal saya sadari luput dari perhatian. Makna rejeki dan konsep mengenal kebutuhan dan keinginan sepertinya saya lewatkan saat membekali anak uang saku. Maka jadilah saya berkuliah singkat di depan anak-anak dan suami tentang makna rejeki dan membedakan keinginan serta kebutuhan tadi malam ba'da magrib. Alhamdulillah..mencoba merekonstruksi pemahaman anak - anak tentang dari mana uang berasal, karena selama ini mereka tinggal meminta uang jajan bila tidak ke saya, tentu ke papa nya. Awalnya mereka bingung dengan konsep butuh dan ingin, samapai akhirnya tadi malam si papa ngajak shalat isya ke mesjid berjalan kaki, Zaki protes karena ia ingin naik motor biar pulangnya bisa beli pentol telur kesukaannya, Ah ini kesempatan bagi saya menjelaskan konsep butuh dan ingin.

'Zaki kan sudah makan? Masih laper?' Tanya saya
'Zaki mau jajan telur aja mah..ngga pengen makan dah kenyang" Katanya
'Nah ini namanya Zaki mau jajan, keinginan tu..bukan kebutuhan, kalo keinginan bisa dipenuhi lain waktu, tapi kalo kebutuhan ya harus ditunaikan segera'
'Kalo Zaki laper belum makan beli pentol telur boleh berarti ya?
' Boleh, karena buat lauk makan kan ya itu KEBUTUHAN, dengan catatan Mama ngga masak lauk di rumah, kalo ada lauk ya jadinya KEINGINAN juga sih hehe..' terang saya..
'baiklaah..besok Zaki kalo Mama ga masak beli lauk pentol telur buat makan' katanya

Hehe..sederhana ternyata, tapi mungkin akan banyak hal yang ditanyakan nya nanti terkait kebutuhan yang makin besar juga minat jajan yang juga besar.
Paling tidak, pelajaran pertama tersampaikan tentang penggenggam rejeki mutlak adalah Allah SWT, jadi mintalah baik baik pada Nya. Contohnya melalui lantunan doa di shalat kita.
Pelajaran kedua adalah memaknai rejeki, bisa berupa harta materi maupun bukan materi. Semuanya harus kita syukuri, karena Allah akan membuka pintu rejeki darimana saja.
Pelajaran ketiga adalah mengenali kebutuhan dan keinginan.

Semoga pelajaran hari ini berkesan buat mereka

#day1
#level8
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip
#rejekiitupastikemuliaanharusdicari
#cerdas finansial

Senin, 11 September 2017

Abu abuku

Aku ingin suatu saat nanti aku bisa bercerita dihadapanmu tanpa terlihat bodoh
Aku ingin kelak saat kita bersama, aku tak takut berkata tidak
Aku ingin nanti bila waktu masih terulur
Aku tak ragu mengeluh 

Kamu ngga tau, kata katamu lebih tajam dari pisau yang hampir mengiris lenganku
Kamu ngga tau, suatu waktu aku pernah berniat betul melukai diri
Kamu ngga tau, ada saat dimana aku merasa benci diri sendiri dan ingin menghukum

Terkadang ingin berteriak lepas, tapi takut di cap tak waras
Terkadang ingin berhenti, namun kaki terlanjur berlari

Banjarmasin, September




Sabtu, 09 September 2017

Aliran rasa tantangan bintang keluarga

Anak - anak bagi saya adalah tantangan sekaligus amanah.
Setiap hari nya, saya selalu dikejutkan dengan hal- hal baru, yang mereka dapat di lingkungan, sekolah maupun penemuan mereka sendiri. Adakalanya saat mendapat hal baru, tugas saya menyaring berbagai informasi yang mereka dapat sekira sesuai dengan pemahaman mereka. Pun demikian saat kita hendak mentransfer ilmu untuk mereka, haruslah pandai membuat narasi dan perumpamaan yang mereka fahami.

Dari beberapa hari tantangan, ternyata saya belum bisa mengerucutkan kemana dan dimana kekuatan mereka masing - masing, selama ini mereka hanya terpantau tumbuh dan berkembang sesuai milestonenya, saya abai menuliskan hal-hal kecil namun penting tentang mereka. Sebutlah itu portofolio.

Tapi itu tak menyurutkan semangat saya membersamai mereka, empat anak lelaki yang harus saya persiapkan menghadapi perubahan zaman, sebagai dasar pondasi, kami mengukuhkan sisi spiritualitas dalam keseharian, selanjutnya adalah Budi pekerti atau akhlak, membina mereka dalam tatanan norma, baru kemudian kami beranjak pada sisi kecerdasan, mengasah akal dan fikiran mereka, menemukan passion dan bakatnya.

Empat anak dengan sifat dan karakter berbeda, tak mudah menemukan sisi uniknya, seringkali keseragaman menjadi acuan dalam mempermudah prosesnya, padahal tidak bisa kita samaratakan mereka, Butuh panduan, observasi dan pengamatan yang kontinyu Menggali sisi unik mereka,  menguatkan kelebihannya dan tak menjadikan kekurangan nya menjadi masalah utama, bisa jadi saat ini mereka sangat condong pada satu hal, namun seiring waktu akan terbentuk ketertarikan pada yang lain. Untuk itu saya sebagai orang tua WAJIB menimba ilmu, mengosongkan gelas kembali, belajar tentang bagaimana menemukan keunikan mereka, dan dari semua itu sabar adalah kunci utama yang masih saya usahakan terus menerus.

#gamelevel7
#IIP
#kuliahbunsayiip
#bintangkeluarga