Jumat, 28 Oktober 2016

Apa yang kuusahakan tentang apa yang kuinginkan

Dalam rangka memenuhi tugas pekanan kuliah Matrikulasi IIP bacht 2.
Tentang 'Cheklist Indikator Perempuan Profesional'.
#NHW2

Pekan lalu,  menetapkan hati memilih fokus untuk menguatkan diri, sebagai individu seorang perempuan, kemudian istri lalu menjadi ibu. Maka pekan ini adalah langkah yang menjadi ikhtiar dalam rangka menguatkan Azzam menjadi lebih baik dari hari ke hari.
Bersyukur menemukan pencerahan tentang bagaimana kita menjalani hidup sesuai fitrah perempuan, meski terasa terlambat akan tetapi semoga ini menjadi titik balik memperbaiki kesalahan kesalahan yang lalu, mengingat saat-saat semua bermula, seorang diri yang sarat akan obsesi pribadi, lalu menyerahkan diri sebagai istri tanpa ilmu yang mumpuni, pun tatkala Allah SWT menitipkan amanahNya, menjadi ibu. Sekali lagi dalam keadaan yang fakir ilmu, meski terus berupaya berguru lewat waktu, buku dan guru. Terasa sekali bahwa setting diri awalnya hanya berorientasi pada bahagia dalam tataran pandangan umum. Untuk itu saya perlu me-Reset kembali niat utama bahwa semua hanya untuk Allah ta'ala. Teringat kata seorang Kiki Barkiah, Bahagia itu pilihan, Maka apa yang kita pilih..bahagia seadanya? Atau bahagia apa adanya?. Saya memilih untuk bahagia apa adanya. 
Dengan segala hal yang Allah tetapkan saat di Lauhul mahfudz, maka insyaAllah jalan ini adalah ikhtiar menuju lebih baik, bila dalam bahasa ibu Septi adalah Profesional, maka profesional saya maknai sebagai menjadi lebih baik.
Dibantu dengan metode SMART, memudahkan saya mengukur laju langkah dalam mencapai suatu tujuan.
Berikut adalah apa yang saya usahakan untuk menjadi lebih baik

‌Sebagai seorang perempuan

Sebagai seorang hamba Allah SWT, selayaknya berusaha mempersembahkan yang terbaik.
1.  Menyegerakan shalat saat adzan berkumandang, sebagai bentuk disiplin diri pada yang         Maha Esa, dengan shalat diawal waktu akan memudahkan kita berlanjut ke kegiatan               berikutnya
2. Tilawah ba'da magrib setiap hari, paling tidak diwaktu selain itu bila keadaan tidak                    memungkinkan
3. Merutinkan shalat Dhuha minimal 2 rakaat sehari, sesuai tuntunan bahwa shalat Dhuha 2     rakaat mencegah kita lalai pada Allah SWT
3. Menyisihkan sebagian rejeki dalam sepekan untuk disedekahkan atau diinfaqkan setiap         hari Jum'at. Sasarannya bisa ART, atau menyalurkan ke organisasi atau badan yang               terpercaya.
4. Untuk menjaga kesehatan, merutinkan yoga minimal 2x dalam sepekan, dan dievaluasi          setelah berjalan 1 bulan.
5. Mempunyai waktu khusus menulis atau mrmbaca sehari 1 jam,  kemudian memposting di      blog minimal 2x dalam sepekan
6. Trial Resep masakan atau pastry  setiap hari Jum'at. Sekaligus menyediakan bekal akhir       pekan
7. Menghadiri majelis ilmu online maupun offline sebagai sarana meningkatkan kualitas           keilmuan.

Sebagai Istri

Checklist sebagai istri tak lepas dari perannya sebagai partner atau rekan suami, saat bertanya hal bagaimana yang akan membuat saya bisa lebih baik, jawaban suami sederhana, bahwa ikutilah sesuai tuntunan agama. Bagi saya maknanya terlalu luas, dan akan menyulitkan untuk mengukur peningkatan diri. Maka berdasarkan pengamatan sehari hari beberapa hal ini bisa menjadi tolak ukur sejauh mana say1a berproses untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari.
1. Memastikan air minum selalu terisi penuh
2. Menyiapkan kebutuhan utamanya dalam sehari
3. Membantu menyelesaikan pembayaran tagihan rumah tangga dan pendidikan anak,               mengarsipkan dan melaporkannya per bulan
4. Mengelola  dan melaporkan dana rumah tangga untuk konsumsi dengan hemat dan                cermat per bulan
5. Mengingatkan suami tentang ibadah wajib setiap saat
6. Berkomunikasi efektif dengan suami (mengklarifikasi bila ragu, tidak berargumen secara        negatif, saling memberi kabar)
7. Menyediakan waktu khusus bersama suami, sebagai hiburan, sesi curhat atau rapat                keluarga, ba'da ashar atau ba'da isya setiap hari
8. Mendelegasikan tugas rumah tangga kepada asisten, memberi arahan dan selanjutnya          melaporkan pada suami

‌Sebagai Ibu

Berikutnya adalah menjadi ibu, peran sentral dalam rumah tangga selain ayah. Ibu bagaimana yang menjadi dambaan anggota keluarga, meski pertanyaan itu akan menimbulkan banyak jawaban, saya mencoba menjawabnya dalam tataran praktis yang ingin mereka dapatkan dari saya sebagai ibu.
1. Memastikan rumah nyaman dan aman untuk anak, setiap anak berhak mengatur ulang          kamar minimal sebulan sekali
2. Memastikan mereka tidak terlambat ke sekolah, dengan melaksanakan tertib pagi, sesuai      kesepakatan
3. Menyediakan menu bervariatif selama 10 hari
4. Berkomunikasi produktif dengan anak anak ( lebih banyak mendengarkan, menghargai           pendapatnya,menegur dengan tegas bukan marah,memberikan pilihan pilihan win win           solutions)
5. Menyediakan sesi bed story setiap hari ba'da isya ( mendengarkan cerita, bercerita,                 menasehati dan mengevaluasi kegiatan harian)
6. Menyediakan waktu floor time jam 18-20, setiap hari dengan fun learning
7. Fun activity yang diisi dengan eksperimen, eksplorasi atau bermain outdoor tiap hari               Sabtu tiap pekan
8. Menjadwalkan rekreasi atau tadabbur alam setiap Ahad, dua kali dalam sebulan.

Checklist diatas hanya sebagian kecil yang saya tuliskan dan saya ingin capai dalam waktu bertahap, dalam perjalanannya pembiasaan ini akan berlangsung selama 90 hari untuk menciptakan kebiasaan, semoga checklist diatas memandu saya menuju perkembangan yang lebih baik. Semoga Allah SWT memberikan keteguhan hati dalam pelaksanaannya aamin.

29 Oktober 2016
#NHW2

Rabu, 26 Oktober 2016

Mengelola rasa dalam rumah tangga


Menikah dengannya, menimbulkan rasa bahagia karena dia memilihmu diantara lainnya, rasa bangga bahwa akhirnya dirimulah pemenangnya. Seiring waktu berlalu, semua berjalan sempurna, suami yang shaleh, anak anak yang lucu dan menggemaskan, kecukupan rejeki dan hubungan keluarga yang harmonis. Dirimu berperan sebagai ibu yang sabar dan hangat untuk anak anak, istri yang sesuai tuntunan syariat, dalam kadar shalehah pandangan manusia. Segalanya terasa aman dan nyaman berumah tangga. Sesekali percikan tentu wajar terjadi, namun hal hal buruk seperti kdrt, perselingkuhan, kehilangan, tak pernah terpikir akan terjadi pada rumah tangga yang nyaris sempurna ini. Kita seperti sibuk di dunia kita sendiri, sampai dititik nyaman dan enggan melihat nyata dunia luar.
Lalu, seperti yang Allah janjikan bahwa setiap hambanya yang beriman akan diuji sesuai kemampuannya. Tiba -tiba rumah tangga diguncang prahara, seperti kereta yang tak berjalan di relnya, penuh goncangan dan hentakan, sesekali kereta bergoyang. Sesungguhnya Allah maha kuasa membolak balikan hati hambanya, Bahkan Allah SWT berhak menguji kita melalui ketakutan, kelaparan dan kekurangan.Terkadang kita merasa sudah berada diposisi aman ketika memenangkan hati suami, Berusaha semaksimal mungkin menjadi istri yang taat pada suami, Mengantar suami mencari nafkah dengan doa dan harapan keberlangsungan rumah tangga yang sakinah penuh berkah dan berlimpah kasih sayang.
Ketika kita merasa semua baik baik saja dalam jangkauan pandangan kita, bahwa kita selalu berhusnudzan dengan apa yang terjadi diluar sana, lalu luput melihat pada diri sendiri. Saat Allah menguji kesalihan suamimu, lalu Allah berkehendak untuk membuatnya terlena dalam kesesatan, memalingkan hatinya pada yang lain. Sebagai istri, kita tentu bingung, linglung seketika menjadi gamang. Kenapa semua terjadi, di saat segalanya terasa baik - baik saja, disaat diri berusaha menjadi yang terbaik, shalihah di matanya. Yaah disaat diri merasa benar dan tanpa cela karena sudah berusaha maksimal. Disisi lain pasangan tak menginginkan kita lagi. Kita sibuk menata rumah rapi, sibuk mendandani anak - anak, memberikan pendidikan pengasuhan yang terbaik, masakan yang lezat, hingga kita lupa cara tertawa renyah saat saling berlaku konyol, lupa cara mengerlingkan mata, untuk membuat hatinya berdebar, lupa cara membuat hatinya terpikat. Hingga akhirnya,semua berjalan membosankan dan dia mendapati semua itu diluar sana, pada orang lain.
Sakit hati dan kecewa adalah wajar sebagai manusia. Tapi kita tak boleh berkecil hati, bukankah Allah maha berkehendak? Saat hambanya tersesat, ketika Allah menghendaki memberinya petunjuk, bukankah itu bukan sebuah keniscayaan. Yah..sejenak merenunglah..bahwa ini semua adalah ketetapan Allah, Selalu berpegang teguh lah padanya, mintalah kekuatannya, mintalah petunjuknya..doakanlah pasangan kita, agar Allah menerangi jalannya kembali. Bila sudah sampai disitu, bahwa kita yang harus instrospeksi, terlepas pasangan kita juga. Mungkin cara mencintai kita yang salah, mungkin kita kurang waspada dengan bahaya yang mengintai diluar sana, terlena dalam zona nyaman hidup, lalu menganggap hal hal negatif jauh dari hidup kita.
Coba sesekali berkacalah, kapan terakhir bergelayut manja dipundak suami, bersolek indah hanya untuknya, mengajak mesra beribadah, atau bahkan memperdulikan kesukaannya. Segeralah memperbaiki diri, tanamkan mind set bahwa istri adalah sebaik baik penghibur suami, maka rawatlah diri, temukan hal baru yang menarik untuk sama- sama dinikmati, sesekali ambil inisiatif saat memutuskan sesuatu hingga tak hanya pasangan yang menentukan segala keputusan. Yah..kita harus berpikir keluar dari hal hal biasa yang kita lakukan, hal ini membawa gairah baru dalam hubungan suami istri, mematikkan percikan cinta yang mungkin hampir pudar. Karena sejatinya, seseorang  yang berpaling hatinya cenderung akan tertantang untuk mencari atau mendapatkan yang tidak biasa ia dapatkan dari pasangannya. Maka penuhilah.
Terkadang kita terjebak pada gambaran rumahtangga sempurna, lalu saat apa yang kita usahakan dengan gigih tak kunjung sempurna, kita menemukan kelemahan. lalu berhenti dan menyerah.
Sejatinya cinta dalam rumah tangga harus senantiasa dipupuk, dipelihara dan dirawat, maka saat badai itu datang masing- masing akan siap saling menguatkan pegangan, bahu membahu memperbaiki, kembali pada saat pertama akad terucap.  Semua kembali pada Allah ta'ala semoga kita dan pasangan diberikan kekuatan menghadapi setiap rintangan dalam mengarungi bahtera rumah tangga.

Rabu, 19 Oktober 2016

Catatan penting tentang apa yang kupilih

Bismillahirrahmanirrahim
Sebagai catatan penting bagi saya sekaligus memenuhi tugas Nice Homework Matrikulasi IIP batch2.

Saya, seorang ibu dari empat putera. Empat putera bagi sebagian orang dianggap momok karena tentu akan lebih membutuhkan kesabaran dan ketelatenan. Demikian juga dengan saya yang menjalani, meski tidak seseram itu tentunya, namun saya akui, memang energi lebih banyak dibutuhkan saat membersamai mereka.

Bagi saya yang utama saat ini adalah penguatan pribadi saya, karena seringkali merasa lemah secara emosional dan sering merasakan hal - hal negatif melingkupi diri dalam menjalani peran sebagai ibu dan istri. Sebagai individu, penguatan personal atau pribadi penting, tak sekedar untuk mempertahankan eksistensi diri, melainkan sebagai perwujudan tanggung jawab pribadi kepada Sang Pencipta terkait dengan maksud penciptaanNya. Dan sebagai seorang ibu dan istri, Saya menjadi salah satu pilar utama yang bertanggungjawab atas pengasuhan, pendidikan dan muara kasih sayang dalam keluarga. Maka saya ingin senantiasa memperkuat diri, belajar terus selama sisa usia, memaksimalkan potensi diri, meminimalisir aura negatif dengan sugesti yang positif, menebarkan sebanyak banyak kebaikan dan manfaat dalam keluarga maupun lingkungan sekitar.

Penguatan personal seperti apa yang saya butuhkan saat ini? Secara ruhiyah, saya ingin senantiasa menggali ilmu agama, yang mendekatkan diri pada Allah SWT,  secara nalar saya ingin fokus pada pengasuhan anak dan menejemen keluarga.

Setelah menemukan apa yang saya butuhkan, maka saya harus merancang bagaimana kebutuhan itu terpenuhi, terkait dengan ilmu agama, maka saya tak akan segan untuk bertanya kepada orang yang punya kapasitas ilmu yang dapat  dipertanggungjawabkan. Mencari kebenaran yang sesuai dengan tuntunan agama berdasarkan Al Qur'an dan hadits melalui majelis majelis ilmu, berusaha mengamalkan tuntunan agama dengan menerapkan dalam kehidupan sehari hari baik pribadi maupun keluarga dan bermasyarakat. Fokus berikutnya adalah ilmu pengasuhan dan menejemen keluarga, bila selama ini pola pengasuhan hanya mengambil contoh dari pola asuh orang tua, maka saatnya melihat lebih, sekuat apa keinginan saya dan  pasangan tentunya,melihat keberhasilan anak kelak dunia maupun akhiratnya, adalah tergantung kami mendidik dan mengasuhnya sebagai orang tua. Ikut bergabung dalam support grup atau komunitas, mengikuti perkembangan ilmu parenting dan menejemen keluarga, mengambil sebanyak manfaat yang sesuai dengan value keluarga kami, meninggalkan hal hal yang kurang sesuai dengan tujuan kami. Bila perlu sesekali mengcharge diri mengikuti pelatihan menjadi orang tua yang banyak diselenggaran komunitas. memperbanyak  bacaan dan mengumpul kan catatan- catatan penting untuk dipraktekkan bersama keluarga.

Menuntut ilmu harus disertai niat yang lurus karena Allah ta'ala, untuk mendapatkan manfaat yang optimal. Terkait dengan Adab menuntut ilmu, saya akan memposisikan diri sebagai seorang yang haus ilmu, menyimak khusuk  materi yang disampaikan, bilapun ada yang dirasa kurang paham bertanyalah dalam bahasa yang santun, bila ada hal - hal yang tidak sejalan dengan tuntunan dan nilai yang kami anut, tinggalkanlah, ambil saja yang paling sesuai dengan keadaan. Maka sebagai salah satu ikhtiar dalam menguatkan pribadi saya bergabung dengan institut ibu profesional (IIP kalsel), selanjutnya menggenapi dengan mengikuti kelas Matrikulasi batch2 sebagai sarana saya mengupdate ilmu dalam hal pengasuhan, menejemen keluarga dan tentu saja melejitkan potensi diri yang positif.

Pada Akhirnya semua bermuara kepada sang Maha Pemilik Ilmu, Semoga saya diberikan kemudahan dalam menuntut ilmu bekal kelak di akhirat, kemudahan dalam mengasah mengasuh sekaligus mengasihi titipan titipanNya agar berbuah amal kebaikan yang akan dituai kelak. Aamiin..
20 Oktober 2016
#NHW1
#NHW1batch2

Mukadimah

Bismillahirrahmanirrahim
Mencoba menuangkan isi fikiran dalam aksara bermakna (bukan kuis lho yaa😃). Menguraikan pemikiran dari renungan, ide, rencana, catatan kecil,pengamatan, materi pembelajaran atau bahkan cuma curhatan biasa, sehingga diharapkan semua terdokumentasi rapi dalam blog ini.
Karena menulis bagi saya adalah terapi, maka apa yang saya tulis mungkin sebagian sangat subjektif, tapi sebagai pembelajar saya ingin terus mengembangkan dan mengasah kemampuan menulis saya, hingga suatu saat apa yang saya pikirkan dan saya tuliskan sedikit banyak membawa perubahan lebih baik pada diri saya, syukur syukur membawa manfaat bagi siapapun yang membacanya.
Blog ini akan menjadi wadah petualangan saya melihat diri sendiri, keluarga, lingkungan bahkan masyarakat luas, maka saya tak ingin membatasi apa yang akan saya tulis, saya hanya berusaha mengosongkan fikiran melalui tulisan.
Baiklah, semoga niat ini berkelanjutan..selamat datang di 'frame' saya