Jumat, 26 Januari 2018

Sekretaris Rumah Belajar Kota

Secara geografis, Kalsel mempunyai cakupan wilayah yang luas, sejak berdirinya  Ibu profesional wilayah Kalsel, saya melihat antusiasme yang besar di kalangan masyarakat maupun member dengan berbagai kegiatan IP Kalsel, namun karena masih terbatasnya personil dan wilayah yang luas, penyelenggaraan kegiatan masih belum berjalan optimal, adanya rumah belajar di tiap kota, meski masih dalam tataran program, teman-teman komunitas menyambut baik pembentukan rumah belajar tiap kota.dharapkan akan semakin mengukuhkan peran IP Kalsel di tiap keluarga menuju peradaban. Selain.mengakomodir kebutuhan member untuk belajar, tapi juga berupaya memberikan kebermanfaatan lebih bagi sekitar, dengan value berbagi dan melayani.

Tantangan terbesar adalah cakupan wilayah Kalsel yang luas, member tersebar diberbagai kota. Untuk menampung ide dan saran member, diperlukan koordinasi yang tepat, untuk itu saya bersama tim rumah belajar, membagi rumah belajar di tiap kota besar saja. Saat ini Banjarmasin, Banjarbaru dan tanjung menjadi dua fokus pengembangan Rumah Belajar.
Tantangan kedua adalah bidang-bidang yang kami fokuskan.  Ada banyak usulan, seperti bidang Tata boga (cooking and baking), Crafting, Fotografi, dan menulis.
Hal berikutnya adalah acuan kami berdasar pada code of conduct, dimana peserta Rumah Belajar adalah para member, karena bertujuan meningkatkan kualitas diri dan kebermanfaatan. Sedangkan mentor menjadi salah satu masalah karena harus yang betul -betul ahli di bidangnya, sedangkan diantara member belum ada yang memenuhi kualitas tersebut.

Merunut ke belakang, kualitas seperti apa yang saya punya tentu hanya bisa dinilai orang lain yang melihat dan bergaul dengan saya, namun ada satu hal dalam diri, yang membuat diri ini percaya, bahwa saya adalah orang yang tertib administrasi, suka mempunyai gagasan-gagasan, suka mensuport orang lain, tentu kepercayaan diri ini dikuatkan oleh hasil assessment talent mapping. Bagi saya, ini cukup menjadi modal saya untuk bertugas di Rumah Belajar Kota kedepannya.

Seorang ibu, tak hanya berperan dalam pengasuhan dan pendidikan saja, tetapi juga berhak untuk menggali dan menemukan passion dirinya, yang dengan passion tersebut bisa meningkatkan kualitas diri dan keluarganya serta turut menyumbang kebermanfaatan pada sekitar. Rumah belajar adalah tempat yang tepatnya bagi para ibu untuk menemukan informasi, menggali potensi dan mengupgrade kualitas diri. Untuk itu, IP Kalsel membuat sarana bagi para ibu untuk bergabung di rumah belajar sesuai dengan minat dan bakatnya.
Rumah belajar akan menampung segala saran dan pendapat terkait dengan program yang akan dilakukan.
Iya.

Sementara ini, rumah Belajar di Kalsel di bagi per kota, yaitu Rumah Belajar kota Banjarmasin,  Banjarbaru dan Tanjung. Saya membidik hal-hal yang terdekat dengan kehidupan sehari-hari. Untuk itu Rumah Belajar kami fokuskan. Ke Tata Boga dan Kerajinan tangan ( crafting).
Rumah belajar Tata Boga mempunyai fokus pada penyediaan pangan keluarga (nutrisi) yang sehat dan cepat. Dalam hal ini dimaksudkan agar waktu ibu tidak habis berada di dapur untuk menyediakan kebutuhan pangan, sehingga ibu punya waktu lebih untuk menggali potensi lain pada dirinya, atau berperan aktif dalam pendidikan di rumah untuk anak-anak (home education).
Sedangkan rumah belajar ( Crafting) adalah sarana untuk mengakomodasi minat dan kesukaan yang terkait dengan bidang kreatif, tujuannya adalah menciptakan keluarga kreatif inovatif dengan bahan dan kelengkapan yang dekat dengan keseharian keluarga. Misalnya memanfaatkan barang bekas, mengalihfungsikan suatu benda dan lain-lain.

#sesi10
#NHW10
#membangunkomunitasmembangunperadaban
#matrikulasikordi

Rabu, 24 Januari 2018

Belajar melalui mengajar (aliran rasa level 11)

Membangkitkan fitrah seksualitas anak (level11)

Mendapat kesempatan menimba ilmu di kuliah bunda sayang sungguh tak pernah menyesal, pun saat harus melakukan presentasi seputar materi level sebelas tentang pentingnya meningkatkan fitrah seksualitas pada anak.

Proses kordinasi dengan teman sekelompok, pengumpulan bahan materi hingga akhirnya jadi sebuah materi yang pantas untuk dipresentasikan menjadi hal yang membuat bersemangat tapi juga menjadi tantangan.

Kali ini kami ditantang tak hanya belajar dengan melakukan  (learn by doing) tapi kami juga ditantang belajar dengan mengajar melalui suatu media pembelajaran. Media yang dipilih adalah presentasi di kelas.

Banyak pelajaran penting tentang cara belajar melalui mengajar, karena bentuknya presentasi kami harus mempersiapkan materi semenarik mungkin, dengan bahasan materi yang sama namun dengan rasa yang berbeda, kelompok saya terkendala perbedaan waktu, ini berdampak pada diskusi kami yang kadang selisih waktu, tapi Alhamdulillah kami bisa tetap menyetor bahan diskusi dan mempresentasikannya. Namun, saat tiba waktu kami presentasi, grup kelas mendadak sepi, saat presentasi dibuka untuk diskusi sampai berganti hari, hampir tak ada yang menanggapi, ada beberapa teman yang menanggapi seperlunya dan diakhir hari, seorang teman barulah menanggapi presentasi kami secara serius. Ini membuat kelompok kami sedikit kecewa, karena di kelompok sebelum-sebelumnya diskusi selalu ramai dan hangat, entahlah kami saat itu salah mengambil timing, atau memang presentasi kami kurang menarik?. Ini menjadi catatan buat saya dan kelompok untuk lebih berusaha lagi menyajikan yang terbaik.

Namun demikian, hal ini menjadi tak berarti dibandingkan ilmu yang saya dapat selama 10 hari mengenai berbagai sudut pandang pentingnya membangkitkan fitrah seksualitas pada anak. Banyak sekali catatan yang saya kumpulka, semoga menjadi bekal saya membangkitkan fitrah seksualitas pada anak-anak saya.

#aliranrasa
#level11
#kuliahbunsayiip
#membangkitkanfitrahseksualitasanak

Senin, 15 Januari 2018

Pentingnya membangkitkan fitrah seksualitas anak (kelompok 10)

Review Presentasi kelompok 10

Sebagai kelompok terakhir yang mempresentasikan pemikirannya, kelompok 10 berhasil merangkum seluruh presentasi-presentasi sebelumnya. Tapi yang paling menonjol dari presentasi ini adalah penanaman akidah dan nilai - nilai agama sangat diutamakan,  pendidikan yang mencontoh pendidikan ala Nabi menjadi dasar pijakan utama dalam membangkitkan fitrah seksualitas anak.

Yang menarik dalam presentasi ini adalah adanya proses tazkiyatun nafs yaitu proses pensucian jiwa bagi para orang tua maupun calon orang tua yang akan menjalani peran keayahbundaan kelak. Proses ini penting sebagai titik awal membersihkan jiwa dari pengaruh di masa lalu dan kesiapan mental menjadi orang tua. Karena pola pendidikan. Yang dibawa tiap orang baik suami maupun istri membawa dampak langsung terkait perannya kelak menjadi ayah dan bunda bagi sang anak. Dengan jiwa yang bersih, diharapkan orangtua ikhlas, rileks dan mau terus belajar membersamai anak+anak nya di tiap tahapan usia, termasuk didalamnya adalah proses membangkitkan fitrah seksualitas nya.

Solusi praktis selanjutnya adalah bijak berteknologi, saya sangat sepakat dan menghargai betul solusi ini, dijalan yang sedang mengandung kandungan teknologi, terkadang alat teknologi menjadi Boomerang bagi pemakainya, untuk itu sebagai orang tua haruslah pandai pandai memanfaatkan, membatasi dan bijak menggunakan teknologi. Saya rasa presentasi kali ini, memang merangkum dari 9 presentasi sebelumnya.

#day10
#level11
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip
#membangkitkanfitrahseksualitasanak

Membangkitkan dan Menjaga Fitrah Seksualitas anak (kelompok 9)

Review Presentasi kelompok 9

Seperti juga kelompok sebelumnya, sudut pandang yang diambil adalah pentingnya peranan orangtua dalam membangkitkan fitrah seksualitas anak. Tak terlalu banyak solusi yang ditawarkan, hampir sama dengan kelompok sebelumnya, diskusikan tak berkembang lebih lanjut karena tema bahasan sama seperti kelompok sebelumnya.

Padahal bila melihat tantangan yang sama, kita bisa ambil salah satu untuk kita dalami, sehingga akan ketemu solusi kreatif dalam menghadapi tantangan dalam membangkitkan fitrah seksualitas anak. Misalnya saja tantangan terhadap ayah ada namun tiada, selanjutnya yang diformulasikan adalah bagaimana si ayah hadir dalam jiwa anak di tiap tahapan usia, sesuai keadaan tiap-tiap keluarga.
Jadi, kita tak hanya fokus pada masalah global, tetapi mengambil sisi kecil untuk menjawab setiap persoalan berkaitan dengan fitrah seksualitas anak.
Demikian review untuk kelompok 9

#day9
#level11
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip
#membangkitkanfitrahseksualitasanak

Jumat, 12 Januari 2018

Pentingkah fitrah seksualitas anak dibangkitkan? (kelompok 8)

Review presentasi kelompok 8

Presentasi kelompok 8 tentang pentingnya membangkitkan fitrah seksualitas anak di jaman yang semakin komplek dengan perubahan informasi yang cepat, tantangannya jelas adalah bagaimana membekali anak dengan pengetahuan yang benar mengenai seks dan gender. Terutama membangkitkan kesadaran anak tentang fitrahnya sebagai laki-laki atau perempuan.

Di bagian solusi, presenter menyinggung tentang hipnosis sebagai salah satu cara memasukkan definisi gender kepada anak-anak. Ini menarik, karena tidak semua orang paham apa itu hipnosis. Hingga diperlukan pemahaman yang lebih lanjut tentang tata cara hipnosis. Karena definisi dan kegunaan hipnosis ini sangat kompleks untuk berbagai hal, maka seberapa efektifkah memasukkan hipnosis sebagai pembangkit kesadaran fitrah seksualitas pada anak?

Bahasan hipnosis baru sebatas wacana yang memudahkan orang tua memasukkan ide- ide, nilai- nilai kebaikan dan harapan orangtua terhadap anak. Dimungkinkan kedepannya hipnosis sebagai terapi healing ketika seorang anak terindikasi penyimpangan seksual.

#day8
#level11
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip
#membangkitkanfitahseksualitasanak

fitrah seksualitas ( kelompok 7 )

Review presentasi kelompok 7 tentang fitrah seksualitas pada anak

Melihat dari presentasi yang dipaparkan kelompok 8, memang sebagian besar hampir sama dengan kelompok lain, namun yang menjadi menarik adalah solusi yang ditawarkan untuk membangkitkan fitrah seksualitas anak dilakukan dengan berbagai media, saya memandang hal ini sebagai cara kreatif bagi orang tua untuk memberikan pendidikan seksualitas sesuai dengan tahapan pemahaman anak. Media shalat dan toilet training adalah salah satu yang menarik.

Pemahaman seksualitas yang dikenalkan melalui shalat juga menjadi menarik sebab, berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, dan aturan shalat sudah sangat jelas mengatur perbedaan gender, anak diharapkan mampu melihat dan mencontoh juga mengambil informasi penting tentang diri nya yang berfitrah sebagai laki laki atau perempuan.

Sedangkan toilet training bisa saja menjadi media pendidikan disaat usia anak cukup untuk melakukannya, yaitu sekitar usia 2-3 tahun, setelah melewati usia itu, TT menjadi tidak cukup efektif karena anak beralih pada pengenalan anggota tubuh yang bisa dilakukan dengan berbagai cara.
Demikian review saya untuk presentasi kelompok 8

#day7
#level11
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip
#membangkitkanfitrahseksualitasanak

Rabu, 10 Januari 2018

Presentasi : Pentingkah membangkitkan fitrah seksualitas?

*Tantangan terkait gender:*
Secara umum tantangan yg kita hadapi saat ini adalah:
1. Paham Kesetaraan Gender, menggeser makna dari biologis menjadi social, mengaburkan peran ayah dan ibu dalam keluarga.
2. Free sex dan penyimpangan Seksual  (termasuk LGBT dan meningkatnya jumlah anak bin/binti sang ibu) yang mulai dianggap normal dan pelakunya tidak lagi malu mengakuinya
3. Kekerasan Seksual di sekitar kita yang bahkan dilakukan oleh orang-orang terdekat
4. Pornografi dan pornoaksi dari berbagai media
5. Beredarnya informasi yang salah dan kesesatan cara berpikir dalam pendidikan seksual di kalangan masyarakat umum

Secara khusus:
Tidak mudah mempersiapkan anak memasuki masa taklif/baligh & membentengi mereka dari pengaruh negative lingkungan

*Apa itu Fitrah Seksualitas?* Abul Haitsam rahimahullah berkata, “Fitrah yaitu pembawaaan (naluri) yang AllΓ’h ciptakan manusia di atasnya pada saat di dalam perut ibunya.”[ LisΓ’nul ‘Arab (X/286) ] (1)

Seksualitas menurut KBBI seksualitas/sek•su•a•li•tas/ /sΓ©ksualitas/ n 1 ciri, sifat, atau peranan seks; 2 dorongan seks; 3 kehidupan seks (2)

Berdasarkan definisi tersebut Fitrah Seksualitas merupakan ciri, sifat atau peranan seks yang sesuai dengan fitrahnya (Apakah anak laki-laki atau perempuan?).

*Seberapa penting untuk kita bangkitkan?* Fitrah seksualitas sudah melekat pada seorang manusia sejak sebelum lahir. Masalah seksual membutuhkan pengarahan, bukan pembentukan atau pembangunan. Oleh karena itu sejak dini fitrah seksualitas harus kita bangkitkan untuk diarahkan agar anak terjaga dan kelak siap menjalankan peran sesuai fitrah mereka dalam menjadi khalifah di bumi Allah.

*Solusi:*
Siapa yang paling bertanggung jawab terhadap anak-anak akan hal ini? Tentu kita sebagai orang tua mereka.
Sehingga, solusi yang pertama adalah kesiapan kita sebagai orang tua dan pola asuh yang harus diperbaiki.
7 Pilar Pengasuhan anak menurut Ibu Elly Risman, yang berpayung pada pendidikan seksualitas yaitu:
1. Kesiapan menjadi orang tua
2. Mengokohkan peran ayah dalam pengasuhan
3. Tujuan pengasuhan yang jelas
4. Komunikasi yang baik, benar dan menyenangkan
5. Penanaman nilai agama
6. Mempersiapkan anak baligh
7. Bijak berteknologi

Solusi kedua adalah bagaimana mengarahkan kecenderungan seksual anak, yaitu dengan cara:
a. Melatih anak meminta izin ketika masuk rumah atau kamar orang tua ( An-Nur : 58-59)
b. Membiasakan anak menundukkan pandangan dan menutup aurat dari yang bukan mahram (An-Nur : 30)
c. Memisahkan tempat tidur anak.
d. Melatih anak tidur dalam posisi miring ke kanan, bukan telentang atau tengkurap yang dapat membangunkan syahwat
e. Menjauhkan anak dari Ikhtilat bersama lawan jenis
f. Mengajarkan kewajiban mandi janabah ketika anak mendekati baligh
g. Menjelaskan perbedaan jenis kelamin dan bahaya zina ketika anak mendekati baligh

Yang harus diingat, ada kaidah-kaidah tentang pendidikan seksual dalam Islam:
1. Pendidikan seksual seperti pendidikan lain, memerlukan waktu dan tahapan. Bukan sebuah penjelasan singkat yang tiba-tiba.
2. Ilmu untuk menjaga kesucian harus diajarkan dengan cara dan bahasa yang suci, tidak vulgar.
3. Berikan pengetahuan seksual yang benar dan baik pada anak. Jika tidak, mereka akan mencari dari sumber lain yang keruh.
4. Fiqih adalah pintu utama dan paling mulia untuk pembahasan pendidikan seksual karena bernilai ibadah.
5. Perlu ketenangan orangtua saat menerima pertanyaan anak-anak dalam bab ini dan menjawabnya dengan baik, benar, dan sesuai dengan usianya.

*Media edukasi:*
Permainan, mengenal anggota tubuh, sekaligus mengenalkan aurat
Membuat pohon keluarga besar sebagai dasar mengenal mahram dan bukan mahram
Mengkaji fiqih bersama keluarga
Membuat karya-karya infografis bersama anak, misal: lapbooking, untuk lebih memahami fiqih secara khusus.

Source:
1. Muhammad Nur Abdul hafizh Suwaid, Prophetic Parenting; Cara Nabi SAW Mendidik Anak. Pro-U Media, 8, Yogyakarta 2010
2. https://almanhaj.or.id/4283-11-hal-yang-termasuk-fithrah.html
3. https://kbbi.web.id/seksualitas
4. https://seizeyours.wordpress.com/2014/11/27/tarbiyah-jinsiyah-pendidikan-seksual-kepada-anak-ust-budi-ashari-lc/
5. http://novieocktavia.tumblr.com/post/159255659325/3-solusi-7-pilar-pengasuhan

#day6
#level11
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip
#membangkitkanfitrahseksualitasanak

Selasa, 09 Januari 2018

Pentingnya membangkitkan fitrah seksualitas

Review presentasi kelompok 5 ( mba Afarul ulifa danba Herlina)

Pentingnya membangkitkan fitrah seksualitas

Poin penting dalam presentasi materi dari kelompok 5 adalah pentingnya seorang anak Muslim bertumbuh kembang seimbang sesuai fitrahnya untuk menjalankan perannya sebagai hamba Allah SWT. Dengan demikian sebisa mungkin proses tumbuh kembang anak per tahapan usia betul betul di bimbing dan dididik dengan dasar dasar keislaman yang sesuai dengan usianya.

Pada diskusi yang berkembang, sebaga solusi dari permasalahan, mengajarkan bagaimana daya malu dan memperkenalkan organ genital sebagai ciri gender menjadi bagian yang sering dibahas, hal ini terkait dengan bahasa penyampaian yang mudah dimengerti anak. Bagian berikutnya tentang pemisahan tempat tidur, seringkali karena ikatan emosional yang kuat akhirnya mengalahkan anjuran syariat, akibatnya anak tidak mandiri dan dimungkinkan terjadi hal yang tidak diinginkan di kemudian hari.

Tahapan pengenalan seksualitas sesuai usia juga dimungkinkan sebagai dasar utama sang anak menyadari fitrahnya sebagai laki laki atau sebagai perempuan, nanti kita lah yang berkewajiban utama mengarahkan agar Fitrah nya tidak tercederai dengan informasi atau media yang tidak baik.

#day5
#level11
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip
#membangkitkanfitrahseksualitasanak

Senin, 08 Januari 2018

Menjaga Fitrah seksualitas ( mba Nurlian)

Review presentasi mba Nurlian
 Menjaga fitrah seksualitas anak

Mba Nurlian mengangkat tema fitrah seksualitas yang berangkat dari fenomena kecil rumahtangga, seputar sikap dan kebiasaan seorang ayah atau suami yang mengalami ketidaksempurnaan fitrah saat kecil hingga terbawa saat dia berumah tangga.

Seperti ini memang sering terjadi, untuk mencegah hal tersebut berulang hendaklah orangtuanya terlibat aktif dalam pendampingan anak- anak per tahapan usia, melakukan pemahaman yang benar tentang fitrah seksualitas dalam keluarga, dan ikut mengawal perkembangan media sosial yang kini gencar menggerus nilai nilai keluarga. Selain itu juga melakukan edukasi yang menyeluruh teehadap lingkungan tempat tinggal sebagai upaya menjaga lingkungan yang baik untuk tumbuhnya fitrah seksualitas yang sempurna.

Maka dari hal-hal tersebut, ada 2 faktor penting penentu berhasilnya atau sempurnanya fitrah seksualitas seorang anak, yaitu keluarga dan lingkungan. Bila keluarga adalah yang memegang peran utama pembentukan jati diri, maka lingkungan adalah pendukung tumbuhfignya anak dalam tataran sosial.
Demikian review materi kali ini.

#day4
#level11
#tantangan10hari
#kuliqhbunsayiip
#membangkitkanfitrahseksualitasanak

Minggu, 07 Januari 2018

Fitrah seksualitas dalam Islam ( Presentasi Ibu Habsah)

Review Presentasi Ibu Habsah
*Fitrah Seksualitas*

Islam memiliki konsep untuk mengembalikan manusia pada fitrahnya, harus ada pengembalian fitrah secara reguler, dilakukan setiap hari, dan berulang-ulang. Sebagai contoh Ada pasangan yang 10 tahun menikah diantara pasangan ini ada yang merasa sudah bosan dan tidak ada ketertarikan seksual apapun, inipun merupakan penyimpangan, banyak wanita muslimah yang terdidik, menganggap busana seksi di hadapan suami itu bukan suatu yang urgent. Dalam banyak kasus seringkali, busana akhwat (perempuan) didalam dan diluar rumah hanya melepas kerudung, tidak memperhatikan seksualitas suaminya. Atau sebaliknya sang suami yang juga tidak memperhatikan seksualitas si perempuan, sehingga terjadi penyimpangan-penyimpangan. Inilah yang sebenarnya menjadi virus-virus kecil setiap tahun, lantas ini menjadi sebab mengapa kita harus terus memperbaiki.

*Manusia hanya ada laki-laki dan perempuan* :
Allah menciptakan manusia hanya laki-laki dan perempuan saja, jadi tak ada golongan pertengahan, ketikapun banyak saat ini penelitian terutama sains menilai hanya berbasis pada fakta, bukan pada hakikat. Teori barat yang hanya berpegang pada fakta yang pada akhirnya menjerumuskan, maka hendaknya kita berprinsip pada yang absolut seperti yang Allah jelaskan, bahwa Allah hanya menciptakan laki-laki dan perempuan..

Bersifat absolut : membelah (qs 4;1)Manajemen maskulinitas dan feminitas.

Bersifat genetis
Bersifat hormonal : seperti lingkungan, dan pengaruh hidup.
Berfungsi preserevasi kemanusiaan
Fungsi generatif dan rekreatif secara bersamaan :
para gay dan homo, mereka menentang fungsi ini, orang-orang yang hanya bersenang-sennag terhadap seksual tanpa memperhatikan fungsi reproduksi manusia, maka akan rusak.

Allahbanyak berbicara sesuatu yang pro fitrah, Allah memerintahkan manusia untukbisa mengontrol fitrah nya, seperti puasa pada dasarnya adalah melakukan halyang dijadikan sebagai kontrol seperti dibulan puasa, dengan tetap bersantapsahur, melakukan hubungan suami-istri, namun Allah tetap memberi kontrol dengan memberi keringanan ketika sakit, dalam perjalanan, dll. Karena Ukuran dari ketaqwaan manusia adalah menuruti perintah Allah. Bukan mengenyampingkan larangan dan kelonggaran atas nikmat yang Allah sudah berikan.

Kemudian menjadikan taqwa sebagai solusi  (QS 3 :133-135), manusia menyukai hal yang mudah, dan tidak menyukai yang sulit, olehnya dengan bertaqwa maka kita akan kembali kepada fitrah. Selain itu kitapun harus terbiasa mempuasakan fitrah, memahmi fitrah kita, seperti shalat menjadi taqlif, yaitu beban. akan tetapi karena dilakukan dengan cinta karena Allah maka akan mejadi hal yang biasa, Saat kita mempuasakan fitrah maka kita tahu fitrah itu menjadi penting.


*Penyimpangan Seksual*
Problem identitas :
Ketika kita ingin menghindari anak dari problem identitas, maka sebaiknya beri anak identitas yang jelas, seperti pemberian nama, dan sebagainya. Pemberian nama pun berpengaruh terhadap identitas seksual seperti nama “dwi” bisa untuk laki-laki dan perempuan. Beri nama yang jelas seperti laki-laki : muhammad, dan perempuan : aisyah (jelas)

Problem identifikasi seksual :
seperti laki-laki jangan dipakaikan kerudung sejak kecil, perempuan main boneka, Ayah sebagai identifikasi laki-laki, dan ibu sebagai identifikasi anak perempuan. Jangan sampai ayah dan ibu tidak menjadi sumber role model, ketika dirumah tangga, yang galak itu ibu, bukan bapak. Ini menjadi fenomena laki-laki menjadi perempuan, dan sebaliknya. Jangan sampai terjadi anak tak mampu mengidentifikasi. Perkenalkan ayah : maskulin, ibu : feminim. Jadi sumber keteteladanan dan role model sejak awal sudah jelas.

*PREVENSI PENYIMPANGAN*
Bermula dari keyakinan identitas berdasar jenis kelamin.Sapa sesuai jenis kelamin.Keteladanan gender dirumah.

Kejelasan peran gender dirumah : urusan ayah bukan bekerja saja, ibu tidak hanya mengasuh saja. Kedua nya bersinergi, jika salah satu orang tua absen terhadap perannya ini yang menyebabkan penyimpangan.

Keterlibatan ayah bunda dalam pendidikan. Hindari trauma seksual.

*PENANGANAN PENYIMPANGAN*
*Jangan berikan reward sosil
*Bangun empati
*Identifikasi sedini mungkin
*Posisikan dengan jelas dan tegas.
*Lakukan kognitif disonan : pengacauan kognitif, ketika laki-laki merasa menjadi perempuan maka kacaukan, jangan melakukan pembenaran/ penguatan kognitif. Seperti banci adalah jiwa perempuan yang terjebak dalam tubuh laki-laki
*Gali penyebabnya
*Ubah sikap
*Integrative treatment : perilaku-makanan-lingkungan
Review saya :

Fitrah seksualitas dalam pandangan Islam. Islam hanya mengenal dua jenis kelamin, laki-laki dan perempuan. Maskulinitas diwakili oleh ayah dan feminim oleh ibu, saat peran seksualitas ditumbuhkan, peran ayah dan ibu sebagai model sangatlah penting, hal ini untuk menghindari penyimpangan yang kini marak terjadi. Saya sangat setuju dengan poin ayah dan ibu yang harus bersinergi membangun dasar pengetahuan tentang seksualitas pada anak.


#day3
#level11
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip
#membangkitkanfitrahsekaualitasanak

Ayah abai, Ibu lebay (Fitrah seksualitas)

Review kelompok 2

Fitrah Seksualitas ( Ayah Abai, Ibu lebay)


Menarik sekali presentasi kelompok 2, isu yang diangkat dan memang cocok sekali dengan keadaan sekarang adalah isu LGBT, dan keayahbundaan. Dimana sering kali peran ibu melebihi batas dan sang ayah terlena pada satu peran pencari nafkah saja.

Sepakat dengan yang dipaparkan kelompok 2, bahwa penguatan personal anak dibentuk sejak usia nol, faktor kelekatan dan model adalah yang utama bagi mereka. Selain itu ada masa masa penting terkait Akil balig anak yang harus dibimbing dan diarahkan secara khusus oleh ayah bunda. Masing - masing punya peran sentral dan utama dalam tiap fase nya.

Mencermati keadaan sekarang, proses tumbuh kembang anak mengalami percepatan yang kadang tidak sesuai dengan tingkat kedewasaan berpikir tiap anak, hal ini menjadi tantangan utama di jaman teknologi dan informasi yang bebas dikonsumsi siapa saja, begitupun anak-anak.

#day2
#level11
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip
#membangkitkanFitrahseksualitasanak

Sabtu, 06 Januari 2018

Fitrah Seksualitas (kelompok 1)



Review presentasi kelompok 1🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Apa itu fitrah seksualitas?

Setiap anak dilahirkan dengan jenis kelamin laki laki dan perempuan tidak ada yang lainnya

Fitrah kelelakian pada anak laki-laki
Dan fitrah keperempuanan pada anak perempuan berbeda
Bagi anak perempuan akan berkembang menjadi peran keperempuanan dan kebundaan
Bagi anak lelaki akan berkembang menjadi peran kelekakian dan keayahan

Fitrah seksualitas ini interaksi terbaiknya adalah dengan keluarga, ayah dan ibu.

Perlu dicermati tahapan perkembangan mulai 0 sampai akil baligh
Tahap 0-7 tahun pra latih
Tahap 7-10 tahun pre aqil baligh 1
Tahap 10-14 tahun pre aqil baligh 2

Tahap > 15 tahun post aqil baligh
πŸ€πŸ€πŸ€πŸ€πŸ€πŸ€πŸ€πŸ€πŸ€πŸ€πŸ€

Seberapa pentingkah untuk kita bangkitkan?

🌷Pentingnya pendidikan seksualitas adalah krn anak sekarang tumbuh lebih cepat dibanding generasi ortunya atau kita sekarang. Jadi, pendidikan seksualitas ini semacam akselerasi.

Maksudnya begini, pendidikan seksualitas tujuan utamanya adalah menjadi manusia yang berakhlak mulia pada keluarga, menjadi personal yang dewasa dengan peran keayahan/peran keibuan yang kokoh. Kenapa sekarang materi ini perlu, kenapa jaman kita dulu tdk diberikan materi spt ini?

Krn, jaman dulu pendidikan seksualitas bisa kita dapatkan dengan sempurna melalui interaksi alamiah kita (anak2 pada waktu itu) dengan lingkungan. Sementara sekarang, kematangan biologis datang lebih cepat pada anak2, sehingga diperlukan akselerasi. Berupa pendalaman oleh anak dengan pengarahan orang tuanya.

Dengan kata lain anak-anak telah mencapai baligh lebih cepat artinya secara fisik sudah matang namun tidak dibarengi dengan kematangan akalnya.

🌷Agar anak perempuan menjadi perempuan. Mengetahui dan mau menjalani peran sebagai perempuan dan sebagai ibu. Begitu juga laki-laki.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁


Apa sajakah tantangan yang kita hadapi saat ini berkaitan dengan gender?


1. Menyampaikan pendidikan seksualitas pada anak-anak dengan gamblang tapi tdk vulgar

2. Tantangan jaman LGBT yg sangat agresif

3. Kurangnya peran ayah dalam pengasuhan anak
πŸ„πŸ„πŸ„πŸ„πŸ„πŸ„πŸ„πŸ„πŸ„πŸ„πŸ„

Buatlah media pembelajarannya!


Media edukasi/Media Pembelajaran:

1. Bersama anak mengambil pelajaran dari  melalui kisah Nabi dan Rasul terdahulu(kisah nabi Luth, kisah nabi dan istri2nya) bisa juga  melalui dongeng ttg Diva dan teman laki-laki dan perempuannya.

2. Diskusi dengan anak-anak, berdasarkan pengamatan anak-anak selama ini apa saja tugas dan tanggung jawab sebagai laki-laki dan perempuan.

3. Mulai mengajarkan keterampilan untuk anak-anak sesuai jenis kelaminnya.
🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾

Bagaimanakah solusinya?

1. Solusinya menjalani pola asuh sesuai tahapan perkembangan anak


Apa saja yang dapat kita lakukan pada masing-masing tahap tersebut?

Perlu dicermati tahapan perkembangan mulai 0 sampai akil baligh
🌸 Tahap 0-7 tahun pra latih
Yang menjadi concern adalah KELEKATAN

Usia 0-2 tahun anak didekatkan kepada ibunya karena masih menyusui
Usia 3-6 tahun didekatkan kepada ayah ibunya
Usia 3 tahun identitas harus jelas


🌸 Tahap 7-10 tahun pre aqil baligh 1
Yang menjadi concern di tahap ini MEMBANGKITKAN KESADARAN seksualitas lewat kedekatan dan peran sosial dengan cara:
πŸ’ anak lelaki didekatkan ke ayah agar peran sosial seorang lelaki dan seorang ayah di dapat dari ayahnya
πŸ’anak perempuan didekatkan ke ibu agar memahami peran-peran sosial seorang perempuan dan seorang ibu didapat dari ibunya.

🌸 Tahap 10-14 tahun pre aqil baligh 2
Yang menjadi concern di tahap ini adalah
MEWUJUDKAN PERAN SEKSUALITASNYA SECARA BERTANGGUNG JAWAB
πŸ’ anak perempuan didekatkan ke ayah, anak lelaki didekatkan ke ibu
Agar menjadi rujukan pertama tentang lawan jenisnya dan sosok ideal lawan jenisnya ada pada ayah ibunya

πŸ’ kamar dipisah


🌸 Tahap > 15 tahun post aqil baligh
πŸ’diharapkan sudah mencapai perkembangan yang sempurna yaitu
Akhlak mulia pada keluarga, menjadi personal yang dewasa dengan peran keayahan/peran keibuan yang kokoh.


Tujuan akhirnya adalah Adab/akhlak mulia pada pasangannya nanti dan anak-anaknya kelak.


2. Memberikan imunitas kepada anak-anak agar tidak terpengaruh terhadap penyimpangan-penyimpangan seksual yang terjadi saat ini.


3. Interaksikan antara laki-laki dan perempuan untuk yang belum baligh batasnya adalah 10 tahun tujuannya agar anak mengetahui perbedaan laki-laki dan perempuan

4. Memasukkan ke sekolah “Boarding School” atau “Pondok Pesantren” jika anak telah memiliki orientasi seksualitas yang jelas atau fitrah seksualitas telah berkembang baik.


5. Jika anak mengalami penyimpangan seksual maka :

🌼 perlu melihat kembali atau introspeksi diri terhadap peran ayah bunda diwaktu lampau. Mungkin kurang perhatian, kurang dekat dengan ayah atau bundanya.

🌼Buat ayah bunda belum terlambat untuk memperbaikinya, mundur sejenak pada tahap yang terlewati untuk kemudian mengulangi dan menjalani prosesnya lagi.

🌼 Selalu memperbaiki diri, sayangi diri dan keluarga. Banyak penyimpangan yang terjadi karena kurangnya kasih sayang orang tua semasa kecil atau karena kebencian anak terhadap salah satu atau kedua orangtuanya.

🌼 perbanyak aktivitas-aktivitas atau berikan keterampilan yang sesuai dengan gendernya.

Review saya :

Fitrah Seksualitas penting bagi orang tua sebagai pendidikan bagi anak anak di tiap tahapan usia, adapun media yang digunakan untuk memunculkan dan memperkokoh fitrah Seksualitas adalah dengan banyak menggali aktivitas gender bersama anak-anak, menanamkan kekuatan iman dalam diri anak sesuai kodrat ilahiahnya.

#day1
#level11
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip
#membangunfitrahseksualitasanak