Sabtu, 24 Juni 2017

Belajar rukun islam

Ramadhan telah berakhir,
Alhamdulillah kita sudah melaksanakan kewajiban rukun islam yang ketiga. Banyak hal yang kami sebagai orang tua sampaikan kepada anak -anak, berkaitan dengan buku yang sedang saya bacakan pada mereka, tentang rukun Islam.

Selepas magrib, papahnya mengajak anak-anak menyetorkan zakat fitrah di mesjid, kebetulan badan Amil Zakat di mesjid memang terbuka, para mustahil sudah berkumpul sejak sebelum magrib. Rencananya zakat fitrah dibagikan selepas isya.

Kali ini mereka melihat secara riil bagaimana menyerahkan zakat berupa uang, berakad sekaligus menyaksikan pembagiannya. Sesampainya dirumah, anak anak banyak bertanya tentang Zakat, kenapa harus dibayar, dan kenapa banyak sekali orang yang berhak menerima zakat. Pelan pelan kami jelaskan tentang kewajiban sebagai orang islam,menunaikan rukun Islam yang ke empat, kemudian aturan dalam Islam tentang tolong menolong dan mencintai saudara sesama muslim. Jadi zakat yang kami keluarkan tak hanya perwujudan sebagai pembersih harta, tetapi juga sebagai bentuk tanda kepedulian kami kepada saudara seiman. Mudah mudahan penjelasan sederhana ini memuaskan KL eingintahuan mereka.

Terakhir kami, mengikuti sayup sayup takbir yang dikumandangkan di mesjid.
Allahuakbar Allahuakbar Allahuakbar walillaahil hamd..

#day10
#tantangan10hari
#gamelevel5
#kuliahbunsayiip
#forthingstochangeimustchangefirst

Jumat, 23 Juni 2017

Taraweh terakhir dan cerita malam ini

23 Juni 2017

Malam ini terawih terakhir kita di bulan Ramadhan, sengaja saya mengingatkan anak anak betapa sayangnya jika kita lewatkan Ramadhan terakhir ini tanpa bertarawih. Karena belum tentu Allah SWT memberikan kesempatan yang sama di tahun depan.mereka sih menyimak apa yang saya sampaikan. Sesekali komentar  bahwa mereka belum kena kewajiban shalat. Terawih

 Karena Zayyan sudah tidur, giliran mereka diantar tidur, akhirnya saya membacakan cerita Pendek seputar berpuasa dan Ramadhan di 10 hari terakhir, memeriksa buku Ramadhan masing masing, mengajak mereka merenung sejenak apa yang sudah mereka dapatkan selama ramadhan, tak terasa sedih hati mengingat betapa waktu berlalu begitu cepat, sedang kita masih belum optimal beribadah.
Pohon literasi yang kami buat juga tak banyak rindang daunnya, tapi biarlah tetap disana,  semoga kami bisa terus memupuk kebiasaan  membaca buku, bercerita dan berdiskusi

#day9
#tantangan10hari
#gamelevel5
#kuliahbunsayIip
#fotthingstochangeimustchangefirst

Rabu, 21 Juni 2017

Me : Mengejar target ramadhan

21 Juni 2017

Alhamdulillah, ramadhan di penghujung bulan, teringat kembali catatan pribadi tentang Ramadhan tahun ini, Azzam apa yang ingin dituntaskan. Salah satu azzam saya Ramadhan ini adalah mengkhatamkan Al-Quran, karena jujur, entah kapan saya terakhir mengkhatamkannya, jadi dengan tekad dan Azzam kuat saya berusaha memenuhi target ini.

Bila dulu saya mengkhatamkan Al-Quran dengan ikut grup ODOJ, kali ini saya ingin menyelesaikan misi ini sendiri. menakar kemampuan diri agar tak meleset dari target. Maka, beberapa buku yang sempat dibaca, saya kesampingkan untuk beberapa hari ke depan, demi fokus mengkhatamkan Al-Quran, kitab suci ku yang mulia.
Bismillah, semoga terkejar.

Bukan tanpa maksud sengaja mengejar target, tapi hal ini lebih dilandasi pada memberikan contoh dan teladan kepada anak-anak tentang suatu tujuan, bahwa ada yang namanya tujuan akhir, proses perjalanan, dan akhirnya adalah hasil kerja keras. Sebagaimana saya yang harus disiplin mengalokasikan waktu khusus mengaji di sela sela kesibukan peran di rumah.

Tilawah si sulung juga mengalami kemajuan signifikan, semoga ghirahnya menebar ke adik adiknya, meski mereka lebih banyak merajuk daripada belajar membaca Al Qur'an, tak apalah yang penting mereka merasakan atmosfer positif, bahwa dirumahnya selalu terdengar ayat ayat suci Alquran yang akan mereka contoh kedepan.

#day8
#tantangan 10hari
#gamelevel5
#kuliahbunsayiip
#Forthingstochangeimustchangefirst

Selasa, 20 Juni 2017

Zaki : membaca sambil menulis

20 Juni 2017

Salah satu tujuan ikut challenge ini adalah membiasakan Zaki belajar membaca, meski target membaca masih belum tercapai, minimal anak anak terkondisikan membaca dan mendengarkan bacaan yang saya keraskan.

Mengamati Zaki belajar membaca, sepertinya memang dia belum tertarik membaca, meski dibujuk atau diomongin imingi pun di tetap tak mau, namun belakangan ini, dia sibuk menanyakan game yang mau didownload di Hp nya. Karena tidak ada fasilitas 'speak' maka otomatis mesin pencari Harun memakai tulisan. Dia pun berinisiatif untuk meminta saya mendiktekan ejaan dari game yang dicari nya.

Eh kok saya jadi Nemu ide, mungkin ini bisa jadi peluang dia belajar membaca dengan menulis. Meski masih mood mood an, saya coba terapkan, saat dia main HP, atau sedang asik pegang buku tulis, saya minta dia tuliskan beberapa kata yang mudah, memang agak lambat, tapi inilah mungkin prosesnya.
Pada dasarnya Zaki sudah menguasai ejaan, hanya saja dia malas melafalkan. Semoga dengan cara ini bisa lebih memotivasi dia untuk belajar membaca.

note : hari Selasa itu saya kepada, dengan list belanjaan yang ditulis Zaki hehe

#day7
#tantangan10hari
#gamelevel5
#kuliahbunsayiip
#forthingstochangeimustchangefirst

Jumat, 16 Juni 2017

Cerita, yang dirindukan

Konsistensi itu perlu untuk menjalankannya suatu kebiasaan yang baik, demikian pula dengan kebiasaan membaca. Akan tetapi bila suatu ketika kita terpaksa keluar dari jalur, ya tidak apa-apa juga, dengan catatan segera kembalikan kondisi keawal sesegera mungkin.

Demikian dengan. Kami beberapa hati ini, kegiatan story telling dan membaca yang sedianya selalu berlangsung ba'da magrib atau menjelang tidur, harus mengalami pergeseran waktu tak tentu, karena beberapa agenda, misalanya saat harus berkunjung ke tempat lain, atau saat dikunjungi tamu. Sempat juga dikomplain anak-anak, kenapa bercerita jadi sebelum magrib? Kenapa hati ini ga bacain buku, atau malah mereka cuek dan kembali menekuni gadget-nya. Ah tantangannya itu disini.

Perubahan ini yang tak kita bicarakan, dan berjalan seperlunya, mungkin juga itu yang mereka keluhkan, tapi disisi lain saya cukup senang, meski jadi pendengar, mereka meresapi kehadiran dan cerita yang saya bawakan, artinya lima hari kemarin kan ga sia-sia hehe..

Tadi malam, dimulai kembali sesi bercerita masih dengan Muhammad teladanku jilid 6, bahasan ini lebih banyak menceritakan akhlak Nabi kepada keluarga, sahabat, musuh dan bahkan binatang, topiknya jadi sudah mereka hapal karena saya membacakan sesi balita untuk Zayyan dengan topik yang sama, akhirnya malah jadi tebak tebakan sama mereka.
Melihat pohon literasi kami masih sepi dengan daun, karena kami masih lambat menyelesaikan per buku, tak apalah..biarkan pohonnya tetap disana, meski tantangan telah berakhir, insyaAllah kegiatan ini kita lanjutkan.

Notes: rak buku kami tak pernah rapi, menjadi spot favorit Zayyan yang lagi suka buku buku termasuk berantakan dari rak ha-ha-ha..


16 Juni 2017

#day6
#tantangan10hari
#gamelevel5
#KuliahBunsayIip
#forthingstochangeimustchangefirst

Rabu, 14 Juni 2017

laa tahzaan

14 Juni 2017

Akhirnya memfokuskan diri membaca minimal setengah jam, saya ambil waktu saat si kecil Zayyan tertidur.. lumayan..meski cuma Dapet  satu bab atau hanya beberapa lembar, setidaknya saya belajar disiplin menyisihkan waktu membaca.

Karena diri ini sedang galau, dengan kefakiran ilmu keorangtuaan, jadilah pilihan pertama proyek membaca ala saya tentang motivasi menjadi orang tua, pilihan 'laa tahzan for parents' yang ditulis oleh K.H.Dindin Solahuddin.
Bahasannya ringan, saya yang berada dalam perasaan bersalah, karena kurang bisaembagi waktu yang pas antara keempat anak,sedikit terhibur dan bersabar dengan prosesnya.
Sedangkan, anak -anak masih membaca buku sekitar kisah Nabi Muhammad.
Ada yang menarik dua hari ini, Zaki memang InsyaAllah tahun ini masuk SD. Karena itu dia kerap kali bertanya tentang keraguannya, bisakah ia masuk SD padahal dia belum lancar membaca. Sayapun membesarkan hati nya, bahwa yang penting dia terus berlatih agar dia diberikan Allah kemampuan membaca.

#day5
#gamelevel5
#tantangan10hari
#kuliahBunsayIip
#forthingstochangeimustchangefirst

Senin, 12 Juni 2017

for things to change i must change firts

12 Juni 2017

Tantangan sampai di hari ke empat, dan saya baru menyadari bahwa tiga hari kebelakang bukan tentang bagaimana kebiasaan membaca ini harus dimulai. Saya jadi bertanya ke diri pribadi 'lalu saya bacanya kapan?' bukankah for things to change i must change first. Jika saya ingin menanamkan kebiasaan membaca kepada anak-anak, tentulah saya yang harus terbiasa membaca lebih dulu. Sedangkan belakangan ini aktivitas membaca boleh dibilang kurang sekali, bacaan yang sifatnya menambah ilmu maupun hiburan maksudnya, semua itu berganti dengan aktivitas membacakan buku atau mendongeng untuk anak-anak. Kok saya jadi tiba tiba menghitung, berapa banyak buku yang belum tamat saya baca.

Saya suka membaca karena atmosfer kelurga saya selalu seputar buku dan pena, bapa dan Mama seorang guru, jadi yaa..buku itulah mainan saya. Sekarang ketika saya berkeluarga, atmosfer itu sulit tercipta, dimana era digital semakin menggeser semua lini kehidupan, banyak faktor juga selain itu, maka saat kini saya mencoba merubah setting keluarga yang cinta membaca, sayalah yang pertama harus berubah.

Oke, sedikit membuat catatan bagi saya pribadi, untuk menyisihkan sekurangnya setengah jam dalam sehari untuk membaca dan membuat catatan kecil. Selalu membaca di ruang terbuka yang anak anak bebas melihat, kalo perlu menenteng notes dan bolpoint sebagai tanda saya sedang serius 'belajar'.

Jangan lagi alasan sibuk ngurus anak, rumah dan semua pekerjaan ini membebani, kita hanya perlu konsisten untuk menswitch setiap kegiatan, dan relakan pekerjaan selesai apa adanya, meski memang butuh kelapangan hati untuk menerimanya.Bismillah

#day4
#gamelevel5
#tantangan10hari
#kuliahBunsayIip
#forthingstochangeimustchangefirst

Membacakan buku bagi si auditory

11 Juni 2017

Rencananya, siang tadi kami mau ke perpustakaan daerah, ingat bahwa mungkin Bazaar buku murah masih ada. Si Abang mengeluh buku-buku nya sudah selesai dibaca, dan ingin beli buku baru, mengingat ia baru dapat salam tempel dari aki enin nya Rabu lalu.
Tapi rencana gagal karena saya harus bawa si kecil Zayyan ke posyandu pagi itu, dan qadarullah..entah kenapa sepanjang siang hingga waktu berbuka saya kurang sehat.

Alhamdulillah, selepas magrib dan berbuka barulah saya membaik, dan bersiap mengisi kegiatan bercerita, tak mudah mengajak Zaki dan Azzam membaca, karena tipe mereka auditory kinestetik, jadi acara bercerita terkadang malah rame sendiri, mereka beraktivitas dengan mainnya, sedangkan saya sibuk mengeraskan bacaan. Kadang kesal juga karena merasa tak didengarkan, tetapi lalu sadar bahwa memang ini cara dia menikmati dan belajar, buktinya saat saya mengulang cerita dan mengadakan sesi tanya jawab, mereka bisa tepat menjawab, menceritakan kembali juga bisa.
Kami masih membaca Muhammad teladanku jilid 6, sampai di sub judul hijrahnua Nabi Muhammad saw ke Madinah. Menjelang tidur diselingi diskusi ringan, tentang kenapa Nabi terusir, Azzam menyimak dengan khusu, setelah saya  ceritakan dia baru faham kenap Rasullullah terusir dari tanah kelahirannya.

Pohon literasi kami daunnya masih sedikit, jumlah buku yang dibaca masih sedikit. Yang menarik, Zayyan sudah mengenali buku ceritanya, seri cerita Nabi untuk balita, Zayyan hapal tulisan Arab Muhammad, jadi setiap kali saya buka buku Muhammad teladanku, dia heboh menunjuk tulisan Muhammad. Alhamdulillah..

#day3
#gamelevel5
#tantangan10hari
#kuliahBunsayIip
#forthingstochangeimustchangefirst






Sabtu, 10 Juni 2017

Menyaksikan kebenaran yang tertulis

Ba'da magrib seperti biasa, saya kondisikan mematikan semua gadget dan tv, fokus menunggu anak anak pulang shalat magrib, ternyata hanya Abang Ziyad dan Azzam yang pulang, Zaki memilih main di mesjid. Tak apalah..
Alhamdulillah, tanpa disuruh Abang menyambung bacaan kemarin tentang hikmah alam dalam bukunya Subhanallah. Sedangkan saya masih memilah buku apa yang akan dibacakan, karena siang tadi anak - anak menonton film Moana, petualangan di lautan, akhirnya saya mengambil buku amazing stories dan memilih judul bintang, Azzam nampak antusias karena cerita nya saya sambungkan dengan kisah Moana yang berlayar di lautan dan harus belajar rasi bintang untuk membaca arah. Selesai membaca. Saya lihat langit cerah malam ini dengan purnama yang hampir sempurna.
Sekalian saja saya ajak anak -anak untuk melihat fenomena alam ini, hitung hitung observasi, mengamati langit terang malam ini.
Lampu teras sengaja di matikan, biar bintang jelas terlihat. Kami melihat langit sebelah timur, bulan bulat bercahaya anggun, Abang mengacung acungkan telapak tangan A la moana mencari rasi bintang hehe..disitu saya iseng mengutip komentar Maui pada Moana, bahwa posisi telapak tangan harus tepat, karena kamu bukan lagi ngajak 'kompakan' sama langit..kami jadi ketawa bareng. Sebetulnya saya juga belum tau cara yang benar membaca rasi bintang, hmm..biar jadi Pe eR berikutnya deh..
Ketemulah kami dengan rasi bintang layang-layang di langit bagian selatan, senangnya Abang Ziyad dan Azzam, jadi sekalian deh Nerangin arah mata angin..nyambung ke Kiblat shalat, tarik ke ayat ayat Allah tentang pergerakan benda benda angkasa walau saya ngga hapal surat apa,ayat berapa, tapi InsyaAllah yang saya sampaikan benar.
Lagi asik ngamatin langit Utara nyari scorpion, si papah mengagetkan kami dari belakang, beliau baru tiba dari buka bersama klub nya, disusul adzan isya. Berakhirlah belajar kami malam ini.
Sementara mereka ke mesjid, sy tempelin daun penanda bukubyg sedang kami baca. Daun hijau untuk buku yang saya bacakan untuk semua, daun oren, buku yang dibaca secara pribadi oleh saya, papahnya, maupun ziyad.
Sepulang dari mesjid Zaki protes melihat daun hijau sudah terpasang lagi diranting. Itu artinya dia melewatkan satu judul buku, tapi saya menenangkan..karena kita masih akan membaca buku itu besok.

#day2
#gamelevel5
#tantangan10hari
#kuliahBunsayIip
#Forthingstochageimustchangefirst

Jumat, 09 Juni 2017

Buka Buku dan Bacalah

Alhamdulillah, setelah masa rehat perkuliahan Bunda sayang dimulai kembali, Minggu ini sampai di game 5 dengan tantangan membudayakan membaca buku dalam keluarga. Jadi ingat, di rumah Mama, tertempel di balik lemari penyekat ruangan sebuah poster besar bertuliskan 'Ibu Bijak, membaca!'. Entahlah kenapa dulu Mama menempel poster itu, yang jelas kami anak -anak memang terbiasa membaca di rak buku itu, bagi kami itu gudang kesenangan, dimana buku cerita, buku sejarah, komik islami, bahkan jurnal ilmiah hingga kitab kitab punya bapak berjejer tak pernah rapi. Karena silih berganti posisi.
Zaman berubah cepat, dimana digital begitu mudah mengganti lembar -lembar kertas yang tampak usang tak menarik, berganti barisan kata kata diujung jemari yang menyentuh lembut. Tapi bagi saya buku adalah lembaran lembaran, maka sebagus apapun elektronik book atau e book, tak bisa menggantikan perhalaman buku cetak.
Ah..jadi kemana mana nih..
Jadii..begini, seusai terbit tantangan 10 hari, saya semangat karena merasa difasilitasi, sementara saya lagi bingung juga bosan mengajak anak anak membaca. Liburan semester lebih banyak dirumah, dan kegiatan terbatas pada tontonan TV dan game gadget. Jujur saya merasa bersalah tak bisa membersamai. Padahal rancangan liburan Ramadhan ini sudah matang kami rencanakan, tentang mengisi jurnal Ramadhan, bermain hasta karya, mengunjungi perpustakaan, mengumpulkan donasi dll.
Membaca, cocok sekali karena saya sedang menyiapkan Zaki ke SD, menurut aunty nya( guru TK) Zaki sudah hapal huruf dan mengeja beberapa kata. Tapi pada kenyataannya, Zaki dirumah sangat sulit diajak membaca. Meski saya sering membacakan buku, menstimulan dia untuk menebak kata, atau sekedar membaca papan reklame, tapi Zaki tampak tak banyak tertarik. Maka dari itu momen ini akan saya jadikan pembelajaran bagaimana merangsang anak mencintai buku, hingga menikmati bacaan dari buku atau sumber lainnya.
Malam ini ba'da magrib, seperti biasa kami berkumpul seusai tilawah, saya sampaikanengenai tantangan game level 5 ini. Meski tak terlalu antusias, anak -anak mengiyakan saya ajak kerjasama menyelesaikan tantangan ini.
Pertama yang kami lakukan adalah menyelesaikan bacaan Muhammad teladanku seri tanda-tanda kemenangan. Sebetulnya buku ini buku wajib diceritakan menjelang tidur, namun saya geser waktunya menyesuaikan dengan tantangan di level ini.
Anak anak terutama Zaki dan Azzam yang belum bisa membaca lebih banyak menyimak bacaan yang sengaja saya keraskan saat mereka sibuk dengan mainannya, hanya saja tv dan gadget saya matikan, karena akan mendistorsi cerita yang saya bacakan. Justru yang serius menyimak adalah bayi kecil kami. Akhirnya khusus untuk dia, saya bacakan seri Muhammad untuk balita. Sementara Abang Ziyad memulai bacaan buku cerita hikmah berjudul Subhanallah.

Semoga ini menjadi awal yang baik mengenalkan membaca, membiasakan dan memberi rangsangan bagiereka untuk mencintai buku sebagai salah satu sumber ilmu pengetahuan.
Pohon literasi kami ambil dari ranting di semak- semak halaman rumah, sempat ditanya Zaki kenapa harus bikin pohon di dinding. Saya jelaskan bahwa pohon itu menjadi bukti betapa banyak buku yang kita baca, dan berapa banyak pengetahuan kita bertambah setiap hari nya, semoga mereka termotivasi untuk membaca.

#day1
#gamelevel5
#tantangan10hari
#kuliahBunsayIip
#ToThingstoChangeImustchangefirst