Senin, 24 Februari 2020

Mengolah rasa melalui hadiah

Siapa yang tidak suka dengan hadiah ??

Ah..saya pikir semua orang menyukai hadiah, apalagi hadiah itu begitu spesial karena merupakan  suatu hal yang kita dambakan, yang kita inginkan dan butuhkan.

Jikapun memilih tidak menyukainya, bisa jadi karena siapa dibalik pemberi hadiah itu, atau apa isi hadiahnya.

Pekan ini di Bunda Cekatan, kami mendapatkan tantangan baru dari ibu Septi, tentang bagaimana mengolah rasa,  dengan media 'Hadiah'.

Berikan hadiah kepada minimal 3 orang teman, sesuai kesukaannya, pastikan bahwa dia bahagia dan membutuhkan hadiah itu, meski hadiah itu justru bukan hal yang menarik buat kita.

Hmm..sulit ya ? Ketika kita tak terlalu mengenal baik orang yang akan kita kasih hadiah, tapi kita punya acuan di tugas pekan kemarin. Disini saya mulai menimbang rasa, yes..tugas pekan kemarin menggambarkan seberapa dalam saya terlibat di kelas bunda cekatan, apakah saya cukup dalam menyelami, mengamati dan memahami, atau saya cukup merasakan auranya, menangkap maknanya tanpa menggali lebih dalam, atau bahkan saya hanya ikut menikmati luarnya, euforianya tanpa memaknai proses di dalamnya.

Hadiah-hadiah yang 'mungkin akan' saya terima akan sedikit menggambarkan bagaimana saya di kelas bunda cekatan.

Oke, nanti akan saya review, sekarang sy sedang fokus memikirkan hadiah apa yang akan saya bagi ke teman saya.

Berdasarkan pengamatan minggu lalu, saya menentukan 3 orang yang berhak mendapat tanda cinta saya.

Pertama, dia yang paling spesial, teman sebangku saat SMA yang kini sama-sama di kelas Bunda Cekatan. Diyah Amalia, dari Regional Jakarta. Saya tau banget dia suka 'cuap-cuap' lalu datanglah ide segar untuk membuatkan catatan dari Public Speaking, kebetulan keponakan yang sedang kuliah, saat ini sedang pelatihan Public speaking di kampusnya, jadilah sy minta contekan materi PC, yang kemudian saya sarikan dalam sebuah notes. Yess..berhasil, dan ternyata teman baik saya menerima hadiah dengan senang, nah..kebahagian saya pun berlipat-lipat karena apa yang saya kerjakan 'from the heart' diterima dengan antusias.

Kedua, sebetulnya saya agak kikuk saat memutuskan memberikan hadiah kepada mba Megharyani, karena dari record percakapan kami yang tidak terlalu intens, dan juga  pertemanan yang singkat, berbekal pertanyaan ' apa yan menjadi Favoritnya' , saya menghadiahkan sebuah kelas memasak online yang bisa beliau ikuti jika berminat mengasah kemampuan nya. Alhamdulillah..beliau pun menerima denga  baik hadiah saya. Lega  rasanya..


Orang ke tiga, adalah orang yang belakangan ini banyak bertukar kabar karena kebetulan akan berkunjung ke kota saya, Mba Agustina dari IP samarinda. Menurut catatan, keluarga kesukaannya ada di menejemen waktu. Keluarga yang sama yang saya ikuti dan saya sukai.
Karena saya belum punya cukup materi apa yang saya berikan, ketika ada teman satu regional men-share hadiah yang di dapatnya, saya berinisiatif membagi nya juga dengan Mba Agustina. Tentang Bullet Jurnal Ramadhan. Respon nya baik, meski saya tidak bisa memastikan bahwa inikah yang di butuhkannya atau bukan.

Dari hampir satu pekan, melalui proses ini, saya belum mendapat hadiah apapun dari siapapun.
Jika kata bu Septi, Legowo..itu sudah saya lakukan, di menit- menit terakhir saya menyusun jurnal, saya di buat terharu dengan hadiah spesial dari Diyah amalia, yang saya panggil akrab Dy. Sebuah catatan reminder yang ternyata 'klik' di hati.

Hadiah pertama dan satu-satu nya yang mengajarkan saya bagaimana mengolah rasa,
Ada kecewa dan sedih mendapati bahwa saya tak terlalu banyak mengenal teman satu angkatan di Bunda Cekatan,
Ada penyesalan jika selama ini terlalu fokus pada diri sendiri hingga lupa pada teman lain, hingga seorang saya 'tak terlihat'.
Meski saya bangga karena saya memang berusaha menyenangkan orang lain dengan berbagi, mungkin disitulah peran saya.
Pada akhirnya Ini juga bisa menjawab pertanyaan saya diatas.

#janganlupabahagia
#minggu6
#bundacekatan1
#institutibuprofesional
#kelasulat



Senin, 17 Februari 2020

Mencari teman Camping untuk berbagi bahagia

Bismillah..
Yuhuu..sudah di pekan ke 5 niih.. dapat kejutan manis dari Bu Septi. Kita diajak Kemping di hutan sama Kak Peni, syaratnya kita harus mengumpulkan teman dari keluarga lain untuk berbagi bahagia, tentang keluarga favoritnya.

Awalnya agak susah juga harus keliling di beberapa keluarga dan memilih teman yang tepat untuk diajak berbagi. Sampai akhirnya saya menemukan poin bahwa yang saya butuhkan adalah mereka yang bersedia berbagi dan sudah bahagia dengan pilihannya. Karena dari beberapa teman yang saya ajak ngobrol, bebeberapa menentukan mind map berdasarkan apa yang dibutuhkan dan disukai.
Nah, saya 'niteni' beberapa teman yang memang dia terlihat senang dan menikmati apa yang dikerjakannya sekarang. Ada 8 nama teman baik yang sudah bersedia berbagi.

Sebagian di sini sy tulis

Ada beberapa keluarga yang baru saya kenal disini, ternyata lewat mereka saya jadi tahu apa asiknya belajar di keluarga tersebut. Tuh kan saya lagi-lagi di goda oleh 'sesuatu yang menarik' tapi apalah daya harus fokus pada Map sendiri hehe.

Selanjutnya adalah membuat gambaran matematis perbandingan keluarga favorit apa dari teman-teman yang saya ajak ngobrol.

Saya memang tak terlalu gencar mencari 'kawan kemping' bisa jadi karena saya 'kurang gaul' atau mungkin saya termasuk orang yang terlalu banyak pertimbangan saat memutuskan mengenal teman baru. So, inilah bar chart keluarga favorit teman saya


Ternyata, hasilnya keluarga senior herbal (seni, olahraga, kesehatan dan herbal) menempati top chart, dengan pemilih 2 orang.
Selanjutnya masing-masing satu piliha  untuk tiap keluarga.

Satu hal yang saya pelajari di materi kali ini adalah tentang berbagi, kita belajar berbagi dan melayani dalam bentuk paling sederhana dalam komunitas. Saling mengenal, saling memastikan kebahagiaan teman dengan pilihannya.
Finally, terimakasih Kak Peni. .We'r enjoying family camp, so far..

#janganlupabahagia
#bundacekatan1
#buncekbatch1
#kelasulat
#pekan5
#institutibuprofesional

Selasa, 11 Februari 2020

Apel di keranjang makananku spesial !

Pekan ke empat di musim penghujan, hutan pengetahuan menawarkan tunbuhan dan  buah yang makin segar dan ranum.

Saya harus memilih betul, mana yang ingin dimakan ini haruslah sesuai di peta, akhirnya kami memakan apel-apel yang berserak penuh perhitungan.

Bila kemarin sibuk mencari rumah dan keluarga, maka pekan ini kita 'diperkenankan'  mengunjungi keluarga lain yang masih erat kaitannya dengan peta.

Saya memilih satu keluarga yang kepentingannya dan bahasannya sama denga  peta di tangan, yaitu Ilmu gizi dan kesehatan keluarga. Meski baru beberapa hari berkunjung, benang merahnya hampir saya dapatkan. Bahwa kita punya satu tujuan yang sama yaitu mengelola dan menjaga kesehatan keluarga dari mulai cara kita menyuguhkan makanan.

Salah satunya adalah, cara menghitung kalori sesuai kebutuhan, memperbaiki pola makan dengan  konsumsi makanan sesuai kebutuhan, menambah frekuensi bergerak dan memanfaatkan bahan pangan alami.

Dilain kesempatan, rumah asal kami di Menejemen waktu membagi beberapa rumah belajar, kali ini lebih spesifik. Saya mengambil urutan belajar Kandang waktu dan menejemen ibu di ranah domestik.

Poin penting utamanya yaitu
1. Membuat list kegiatan sesuai dengan kebutuhan penting dan mendesak
2. Konsisten
3. Evaluasi

Demikian cerita minggu ini

#bundacekatan1
#buncekbatch1
#kelasulat
#materi4
#institutibuprofesional

Senin, 03 Februari 2020

Menemukan Keluarga baruku : Keluarga Uluwatu

Hai teman-teman, Assalamualaikum..
masih di Kelas Bunda Cekatan, sekarang berada di pekan ketiga Kelas Ulat. fiuuuhh..masih jauh kalo ngomongin metamorfosa menuju kupu-kupu yang indah.

Pekan ini para ulat mendapat titah untuk mencari keluarga seide dan sekebutuhan. Syaratnya keluarga seide itu harus bersifat Penting dan mendesak, selain itu pastikan keluarga itu sesuai dengan mind map kita diawal sesaat memasuki 'hutan pengetahuan'.

Saya sendiri sebagai ulat kecil yang sedang kekenyangan bekal, harus perlahan menelusuri dan mencari kawanan ulat lain yang punya satu tujuan. Thanks God, Alhamdulillah..teman satu kawasan regional berbaik hati mengumpulkan kami dalam satu grup kecil, sambil menunggu aba-aba kemana kami harus merapat, dan mencari keluarga yang utuh. Tibalah kami mendapat info bahwa keluarga kami sudah dekat, dan sedang menyiapkan rumah baru kami. Uuuhh rasanya lega sekali begitu pintu rumah terbuka, dan 'Mama Keke' Nur Laila menyambut kami dengan ramah. beberapa saat kemudian keadaan semakin riuh dengan banyaknya ulat yang hadir dan kemudian menjadi bagian keluarga kami. Kurang lebih 400 ulat berkumpul, bisa dibayangkan betapa sesaknya rumah kami, tetapi justru disitulah asiknya, kami saling menyapa dan berbagi ilmu.

Sebelum lebih jauh, kami sekeluarga memutuskan nama keren keluarga, yah..Keluarga Uluwatu  atau keluarga ulat-ulat waktu. hehe..nama yang keren, mengingatkan kita pada salah satu tempat favorit di Bali.


Tibalah malam kami berdiskusi menentukan apa yang akan kita angkat sebagai topik utama di keluarga Waktu, oh iya..saya lupa mengisahkan, kenapa kami menamai ulat waktu, karena kami berada dalam satu ide dalam memprioritaskan pengelolaan waktu yang efektif atau dikenal dengan menejemen waktu.

Banyak ide tercetus dalam diskusi, mulai dari alasan kenapa kita membutuhkan menejemen waktu, metode penerapan menejemen waktu, sampai bagaimana cara kita konsisten dengan waktu yang kita punya. waw..sungguh ilmunya mengenyangkan, tak mudah bagi saya me'laparkan' diri lagi, karena banyaknya sumber ilmu yang ingin di raup, diantara sesaknya rumah kami.

Mama keke lah yang akhirnya menentukan mana yang lebih dulu kita cerna agar mudah bagi kami untuk faham dan kenyang perlahan.

Tercapailah kesepakatan bersama, apa yang mulai kami pelajar dari bawah pohon apel ini..cekidoott


Nah, beberapa hari ke depan, kami akan sibuk membagi ilmu dan akhirnya salah satu perwakilan keluarga akan 'Live' untuk mempresentasikan hasil belajar kami yang di wakili oleh Mba Lely satria

Seru juga berkumpul dalam keluarga besar, memang tak  mudah mengikuti ritme nya, sekali lagi, prioritaskan apa yang ingin kita makan (tahu), yang tidak penting, ya ditinggalkan. Karena balik lagi, alasan kuat (strong why) apa yang mendasari kita ingin belajar, lalu prakteklah, kemuadian evaluasi, mana yang paling cocok untuk kita.

Alhamdulillah..

#bundacekatan 1
#buncekbatch1
#minggu3
#kelasulat
#institutibuprofesional
#janganlupabahagia