Senin, 30 Januari 2017

Sugesti positif tingkatkan percaya diri

Tentang Zaki, anak kedua yang sebagian orang menyebut 'the
teribble two', memang dia agak sedikit berbeda dengan abang dan adiknya, tapi inilah keunikannya. Jiwanya melankolis tapi punya sensitivitas tinggi, mudah berempati juga bertanggungjawab.
Sisi unik lainnya masih saya gali, Pe eR utama saya mengalihkan dia dari bahasa bahasa kasar dan tak sopan yang dia tiru dari teman sebayanya kala main.
Sungguh bisa merah telinga mendengar dia sumpah serapah bila apa yang dia kesal, jengkel ataupun marah. Awalnya saya bereaksi negatif padanya..mata melotot, suara meninggi dan mengancam, tetapi ternyata itu tidak berhasil. Seringkali dia malah sengaja mengulangi.
Pagi kemarin, dia bersiap ke sekolah dengan memakai sepatu bertali bekas abangnya, sebetulnya dia belum bisa mengikat tali sepatu, tapi dia ingin memakainya dengan alasan, nanti Bu guru akan membantu memakaikan. Beberapa waktu lalu sang Abang sudah mengajarinya mengikat tali sepatu. Tapi rupanya Zaki memang harus lebih sering berlatih. Alhasil pagi itu saya menunggu dia menyelesaikan ikatan sepatunya kurang lebih 15 menit.
Jika ikatan terlepas, kesallah ia..jika ikatan mengendor merengek 'aku ngga bisa maaa'terus saja begitu.
Saya mencoba mengalihkan bahasa ketakmampuannya..'ayo kita coba lagi bang, jika berkali kali dicoba pasti berhasil' sugesti saya..dan dia menurut. Keringat mulai mengembang di dahinya, 10menit berlalu..dia hampir menyerah. Saya sarankan untuk melemaskan jati tangannya terlebih dulu biar ngga pegel, dengan gerakan meremas dan membuka jari jemari. Lalu kembali dia menalikan tali sepatu.
Akhirnya ikatan sayap kupu- kupu sempurna terbentuk di sepatunya, senyum lega mengembang di wajahnya, saya pun lega. Akhirnya kami berangkat sedikit terlambat, tapi tak apalah..dia berhasil mengikat tali sepatu dengan benar adalah prestasinya hari ini. Dan saya menghargainya.
 Teringat Pe eR saya padanya, Yap..sepertinya sugesti positif akan mengembalikan kepercayaan dirinya untuk berkata yang baik, tanpa ia takut kehilangan teman, karena punya gaya berbicara yang berbeda dengan mereka.

Banjarmasin, 30 Januari 2017
#hari4
#komunikasiproduktif
#tantangan10hari
#bunsayiip

Tidak ada komentar:

Posting Komentar