Selasa, 22 Agustus 2017

Saatnya meninggikan gunung, bukan meratakan lembah

22 Agustus 2017

Hari ini dapat wa mengejutkan dari ustadz tahfidznya Abang Zy. Ternyata dua hari ini Abang ngga masuk kelas. Fiuuuhh..memang kemarin sepulang sekolah Abang mengeluh capek ikut tahfidz dan minta ijin berhenti, namun saya tanggapi bahwa kita akan membicarakannya malam ini. Ternyata dia udah ga masuk kelas.

Jadilah, malam ini kita ngobrol santai tentang kelas tahfidz abang, ternyata yang membuat dia capek adalah jumlah hapalan yang banyak dan bila salah maka akan di hukum berdiri, baginya itu cukup memberatkan. ditambah beberapa temannya memutuskan berhenti ikut kelas, obrolan belum mencapai sepakat karena fisik Abang drop karena kehujanan pas dijemput tadi sore, akhirnya masih belum jelas.

Mungkin besok pagi bila keadaan membaik, sementara Abang tetap ikut tahfidz sambil mempertimbangkan mudharat dan manfaatnya.

Saya dan suami agak berbeda pandangan, tahfidz memang berat dan harus disiplin, jadi wajar penerapannya terkesan tegas kata suami, sedangkan saya menilai dari psikologis anak, Abang itu tipe visual, memang mudah menghapal, tetapi saat fisik cape dan beban tertekan, ia kan sulit menghapal, dan bagi saya prestasinya bukan karena hapalannya yang banyak, tapi lebih pada aplikasi nilai nilai Al Qur'an yang ditumbuhkan pada dirinya.

Kembali kepada si Abang yang menjalani, usianya 10 tahun. Tapi belum terlihat Kemana kecenderungan minat dan bakatnya, jadi bagi saya ini seperti mengulang, mengenalkan sebanyak banyaknya pengalaman padanya, menumbuhkan fitrah belajarnya, jadi saat Abang jenuh belajar di satu hal, biarlah dia memilih kegiatan lain yang memang diminatinya.
Jika Bu Septi bilang, meninggikan gunung, bukan meratakan lembah. Mungkin saatnya bagi saya lebih intens membersamainya menemukan fitrah bakatnya.

#day5
#level7
#tantangam10hari
#kuliahbunsayiip
#bintangkeluarga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar