Sabtu, 19 November 2016

Desain Pembelajaran, bagaimana belajar diajarkan.

Dalam pandangan awam saya tentang dunia pendidikan, Desain pembelajaran adalah proses belajar yang meliputi cara belajar, tujuan belajar untuk mendapatkan hasil belajar. Berkaitan dengan tugas utama seorang ibu, adalah pendidik anak anaknya. maka saya merasa wajib menuntaskan tugas pekan ini, pengerjaaanya membawa saya pada proses menemukan formula tentang bagaimana belajar diajarkan yang disesuaikan dengan gaya belajar saya.
Berikut adalah Desain pembelajaran versi saya,

A. Cara belajar
  • Learn with experience
Cara belajar selama ini cenderung berjalan satu arah, selanjutnya belajar dengan cara bereksperimen atau learn with experience. Cara belajar ini memerlukan pengamatan, percobaan, penelitian yang akhirnya akan menghasilkan penemuan. Karena sifatnya pengalaman, maka akan membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk mendapatkan hasil belajar yang efektif. Tetapi bukan hasil yang menjadi tujuan utama, tetapi proses belajar yang dilalui diharapkan akan semakin menambah pemahaman dan kesan yang yang tertangkap menjadi positif. 
Learn with experience cocok diterapkan pada si sulung yang punya gaya belajar visual. Sedangkan bagi adik adiknya yang auditori kinestetik, bisa diterapkan untuk hal hal yang membutuhkan pemahaman dengan cara yang fun (menyenangkan).
  • Dengan menyusun pertanyaan 5W1H
Keingintahuan adalah modal bagi ilmu, dan untuk merangsang rasa ingin tahu, maka metode pertanyaan ini akan membuka jalan pikiran yang luas dan bercabang untuk memuaskan rasa ingin tahu (curiousity). Saya mengadopsi cara Bu Septi untuk mempermudah saya maupun anak anak untuk bertanya, yaitu dengan simbolisasi jari. Bagi saya yang suka menulis,  5w1H ini sangat membantu menyusun kerangka berpikir untuk dituangkan menjadi tulisan. Sedangkan bagi anak anak, 5h1w menjadi sarana mencari tahu, dalam kerangka sederhana tentang sesuatu atau peristiwa. Jawaban jawaban dari pertanyaan ini secara tak sadar akan membuka wacana yang lebih luas akan suatu hal. Pola belajar ini mulai saya terapkan pada si sulung. Karena kebetulan sejalan dengan kurikulum 13 yang diterapkan di sekolah mengharuskan setiap siswa untuk selalu proaktif dalam belajar. Sedangkan adik adiknya masih dalam tahap pemahaman bagaimana sebuah pertanyaan itu akan memuaskan keingintahuannya. Maka saya menanyakan apa yang ingin mereka ketahui? Lalu simbolisasi jari dan tangan pelan pelan di kenalkan.
  • Memetakan pikiran ( mind mapping)
Berikutnya adalah belajar dengan cara memetakan pikiran, menuliskan apa yang ada dipikiran melalui deskripsi simbol simbol menarik dan mudah untuk diingat. Memetakan pikiran adalah salah satu cara mendokumentasikan ilmu agar lebih mudah diingat dan diulang sewaktu waktu. 
Cara belajar ini cocok bagi pelaku belajar yang visual, seperti saya dan si sulung. Sedangkan bagi anak anak auditori. Story telling lebih menyenangkan daripada simbol gambar yang berwarna.

B. Tujuan belajar

Cara cara diatas adalah salah satu jalan untuk mendapat ilmu, pengetahuan, pelajaran maupun pengalaman. Tujuan dari semua itu as adalah untuk mendapatkan hal hal yang positif untuk diambil hikmah dan kebermanfaatannya. Dikembalikan lagi kepada sang pemilik ilmu, bahwa apa yang kita ketahui melalui proses diatas sejatinya untuk menambah nilai ketaqwaan dan ketaatan kita kepada Allah SWT. Demikian pula bagi anak anak, setiap proses belajar yang mereka lewati selalu akan dihubungkan dengan fitrah keimanan pada Allah SWT.

C. Hasil belajar

Pencapaian suatu proses belajar adalah terpenuhinya rasa ingin tahu, bertambahnya pemahaman akan suatu hal dengan lebih mendalam. Diharapkan bila semua terpenuhi akan melahirkan sikap sikap yang positif dan dapat diambil nilai kebermanfaatannya baik bagi diri sendiri maupun lingkungan sekitarnya.

Demikianlah desain pembelajaran versi saya, tentu saja ini hanya merupakan grand design, karena untuk menciptakan desain pembelajaran yang utuh dan Compact membutuhkan waktu panjang dan proses penyusunan rencana pengajaran yang mendalam.
Terimakasih kepada IIP yang secara tidak langsung mengajarkan saya betapa tak mudahnya menjadi seorang guru. Untuk itu kenapa guru itu mulia. Salam tak'dzim bagi orang tua saya (yang adalah pendidik) dan seluruh pendidik.

Banjarmasin, 19 November 2016

Untuk memenuhi #NHW5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar